Kamis, 10 Maret 2016

TIRTHA YATRA



TIRTHA YATRA
Kata Tirtha Yatra berasal dari kata Tirtha dan Yatra. Kata Tirtha berarti air, sungai, danau, laut, air suci, tempat untuk mendapatkan air suci, kesucian, kesucian diri. Yatra berarti kegiatan untuk melaksanakan kegiatan atau berkunjung/melakukan perjalanan. Jadi Tirtha Yatra adalah suatu kegiatan melakukan perjalanan mengunjungi tempat-tempat suci untuk melakukan sembahyang mohon air suci dan melakukan meditasi serta berjapa  demi meningkatkan kehidupan spiritual (kerohanian) .
Tirta yatra dalam bahasa sehari- hari di Bali di pahami dengan tangkil atau sembahyang ke pura-pura.Menurut kitab suci sara sarasamuscaya 279 dinyatakan keutamaan tirta yatra lebih utama dari pensucian dengan yadnya dalam pelaksanaannya dapat dilakukan oleh orang miskin artinya: Tirta yatra tidak memandang orang dalam status apapun baik kaya atau miskin, asal didasarkan melalui pelaksaan bakti, tekun, dan sungguh-sungguh.
Sarasamuscaya 277 menjelaskan " Akrodhas ca rajendra, satya silo drdhavratah. Atmo pamas ca bhutesu, sa tirthaphallamasnute".

"Hana ya wwang mangke kramanya, tan kataman krodha, satya ta ya apageh ring brata, masih ring sarwa, tar pahi lawan awaknya ikang sarwa sattwa ring idepnya, ikan wang mangkana phalaning tirtha yatra katemu denika dlaha, tirtha yatra ngaraning mahas agelem atirtha"
artinya  : Ada orang yang seperti ini prilakunya, tidak diliputi oleh kemarahan, benar-benar ia setia, teguh pada brata, kasih dan sayang kepada semua makhluk dan meyakininya tidak ada perbedaan dengan dirinya, demikian yang selalu dirasakan. Orang yang demikian prilakunya pahala tirtha yatranya kelak akan diperolehnya nanti. Tirtha Yatra maksudnya berkeliling dengan niat suci mengunjungi tempat air suci".

Perjalanan suci atau tirta yatra bukanlah perjalanan biasa untuk bersembahyang namun di dalamnya termuat pengendalian diri dan pengengkangan indriya atau semua nafsu.kegiatan tirta yatra akan terjadi suatu interaksi yang positif diantara pelaku tirta yatra ( yatrin )dengan tirta yatra akan mendekatkan antara umat dengan tempat suci atau pura,dalam pengertian si pelaku atau (yatrin) akan mengetahui lebih dekat dan lebih dalam mengenai situasi, lokasi, sejrah serta nilai kesucian dan kebenaran yang terkandung pada tempat suci yang dikunjungi.
Dalam tirta yatra akan terkandung unsure-unsur seperti:
1.      Yatra atau perjalanan suci dalam suasana pengendalian diri, upawasa,japa.tapa,sebagai sebuah proses raja yoga.
2.      Pemujaan melalui sujud bakti dan pemusatan pikiran sebagai prosese bakti yoga
3.      Parahyangan atau pura tempat untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa
4.      Trita atau air suci sebagai simbol waranugraha
5.      Dana punia  atau pemberian sedekah sebagai ujian atau tapa dalam melepaskan keterikatan jiwa ini dengan benda-benda dunia wi.
Tirta yatra akan meningkatkan keyakinan atau srada dari umat terhadap kebenaran dan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi, sebagai pengejawantahan dari catur marga melaksanakan tirta yatra sebenarnya manusia telah menjaga ketiga aspek keharmonisan hidup di dunia ( Tri Hita Karana). Tirta yatra juga di maksud mengasah, menumbuhkan kepekaan sosiaol, meningkan gairah seni dan keselarasan jiwa.semakin sering dan tekun di lakukan maka semakin terbuka jalan menuju penyatuan dengan Sang Hyang Paraning Dumadi. Kebaikan kebaikan spiritual yang telah di perbuat di dunia akan menghantar sang jiwa menuju alam yang paling mulia, agar pikiran selalu terlatih untuk mengarah terhadap pikiran bijak melalui tirta yatra di himbau untuk melaksanakan japa, Diana dan nama smaranam.
Tirtha yatra nmerupakan salah satu bentuk pengamalan ajaran Agama Hindu, secara tradisional Tirtha Yatra telah lama dilaksanakan di Indonesia, terbukti dari perjalanan orang-orang suci dari India dan pulau-pulau lainnya di Indonesia menuju ke Pulau Bali. Bila kita melihat umat Hindu di India dewasa ini mereka menggunakan pelaksanaan tirtha yatra sebagai suatu kegiatan yang sangat penting. Berbeda dengan di Bali, umat Hindu melaksanakan kegiatan tirtha yatra ke Pura Kahyangan Jagat, Dang Kahyangan, Sad Kahyangan baik di Bali maupun di luar Bali. Hal ini menunjukkan bahwa umat Hindu tidak saja ingin memahami ajaran agamanya lebih mendalam, tetapi lebih dari itu adalah mengamalkannya dengan sebaik-baiknya.
Dalam Agama Hindu ada empat jalan untuk mencapai atau menuju Tuhan Yang Maha Esa yang disebut dengan Catur Marga  :
1.      Bhakti Marga  : menyatukan diri dengan Tuhan melalui jalan bhakti serta melakukan kebaikan pada kebenaran yang sejati.
2.      Karma Marga  : menyatukan diri dengan Tuhan melalui perbuatan-perbuatan mulia dan bermanfaat yang didasari dengan hati yang tulus dan ikhlas.
3.      Raja Marga  : menyatukan diri dengan Tuhan melalui jalan Tapa, Brata, Yoga dan Semadi.
4.      Jnana Marga  : menyatukan diri dengan Tuhan melalui pengabdian ilmu pengetahuan untuk kebaikan orang banyak.
Keempat jalan/cara mencapai Tuhan yang diajarkan oleh kitab suci weda itu sama utamanya, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, semua baik dan utama tergantung pada orang yang melaksanakannya. Dalam kitab Menawa Dharmasastra VII.10 disebutkan ada lima ukuran keberhasilan melaksanakan kegiatan yadnya dengan benar menurut weda yang disebut dengan  Dharma Siddhiyartha yaitu   :

Karyam so”weksya saktimca, Desa kalamca tattwatah
Kurute dharmasidhiyartham, Vissrupam punah punah

Artinya    :  setelah mempertimbangkan dengan sepenuhnya maksud/tujuan, kekuatan/kemampuan dan tempat serta waktu untuk mencapai keadilan dan keharmonisan beradaptasi, ia menjadikan dirinya menjadi bermacan-macan wujud untuk mencapai kebenaran yang sempurna.

1.      Iksa, mengetahui dengan benar tujuan yadnya yang dilaksanakan
2.      Sakti, mengukur kemampuan dalam melaksanakan yadnya.
3.      Desa, memahami tempat melaksanakan yadnya.
4.      Kala, menyadari akan waktu pelaksanaan yadnya.
5.      Tattwa, memahami dan yakin akan kebenaran pelaksanaan yadnya tersebut.

Keutamaan Tirta yatra sbagai sarana untuk penyucian diri telah di sebutkan dalam mantram reg.Weda I.23.22 sebagai berikut : Ya Tuhan penguasa air lenyapkan dan sucikanlah segala dosa-dosa dan kesalahan kami meskipun kami telah mengetahui bahwa perbuatan itu tidak benar.
Reg Weda. I 23.23 sekarang kami menerjunkan diri kedalam air kami menyatu dengan kekuatan yang menjadikan air ini, semoga kesucian yang tersenbunyi dalam air ini menyucikan dan memberikan kekuatan suci kepada kami.
Dari mantram tersebut umat hindu menyakini air sebagai sumber kehidupan oleh karenanya sangat bermanfaat untuk mandi di beberapa sungai atau mata air yang di anggap suci.
Manfaat Tirtha Yatra adalah :
1. Memperoleh getaran suci sebagai vibrasi dari pancaran kesucian pura termasuk pula arca, pratima dan pedagingan pura tersebut.
2. Memperoleh air suci/amrtha kehidupan dari yang pencipta
3. Berkesempatan ketemu dengan orang-orang suci pandita dan pinandita
4. Memperluas cakrawala pemahaman pada ajaran agama Hindu
5. Penyegaran kembali pada mental dan fisik akibat rutinitas setiap hari