CATUR DALAM AGAMA HINDU
Catur Asrama, Empat (4) tahapan
hidup manusia menurut Agama Hindu, yaitu
:
- Brahmacari Asrama ; Masa menuntut ilmu pengetahuan
- Grihasta Asrama ; Masa hidup berumah tangga
- Wanaprastha Asrama ; Masa hidup mengasingkan diri di
hutan untuk ketenangan lahir dan bathin, belajar ilmu agama. (disesuaikan
dengan keadaan jaman)
- Biksuka / Sanyasin ; Masa hidup mengelana mengamalkan
ilmu suci.
Catur Abhawa, Empat (4) macam
ketiadaan, dapat diterangkan sebagai berikut :
- Pragabhawa ; Ketiadaan dari suatu benda sebelum benda
itu diproduksi. Misalnya tidak ada periuk sebelum periuk itu diproduksi
oleh tukang periuk.
- Dhwamsabhawa ; Ketiadaan setelah dihancurkan. Misalnya
tidak akan ada periuk sesudah periuk itu dihancurkan, karena dalam pecahan
itu tidak ada periuk.
- Athyantabhawa ; Selama-lamanya tidak terdapat sesuatu
pada suatu benda baik dari dulu maupun pada waktu kini. Misalnya tidak
terdapat warna pada udara atau udara tidak berwarna sejak dulu.
- Anyonyabhawa ; Perbedaan suatu benda antara benda-benda
lain diantaranya kedua sifat tersebut tidak ada persamaan. Misalnya Guci
dengan pakaian, Guci bukanlah pakaian itu bukanlah Guci.
Catur Arya Satyani, Empat kejujuran
yang utama. Kalau kejujuran yang utama kita
gunakan sebagai landasan menghayati sesuatu maka terdapatlah :
- Bahwa kesengsaraan itu memang ada
- Bahwa kesengsaraan itu ada sebabnya
- Bahwa kesengsaraan itu bisa dibuktikan
- Bahwa kesensaraan itu ada jalan untuk membuktikannya.
Catur Angga, 4 (empat) badan. Dimaksudkan ada empat macam sarana yang diperlukan dalam
mencapai tujuan, yaitu :
- Bala ; Rakyat
- Koca (baca; Kosa) ; Perbekalan
- Wahanam ; Kendaraan / alat angkut
- Astra ; Senjata
Catur Bhojana, empat (4) macam
makanan. Dalam Yadnya ada disebut empat
macam makanan, yaitu :
- Ajuman ; Persembahan untuk para Dewa-Dewa.
- Sodaan ; Persembahan untuk para arwah
- Caru ; Persembahan untuk Bhuta dan Kala.
- Tarpana ; Persembahan untuk para Pitara
Catur Bhuta, Ada empat (4) unsur
yang bersifat abstrak yang bisa mendatangkan kesulitan
atau kebahagiaan, tergantung dari sikap kita. Ke empat hal itu adalah :
- Sang Drmbha Moha ; Ini berpengaruh dalam pembantaian
(pejagalan)
- Sang Kala Ngadang ; Ini berpengaruh di jalan raya
(marga agung)
- Sang Kala Katung ; Ini berpengaruh dalam pasar
- Sang Kala Wiyasa ; Ini berpengaruh dalam judian.
Catur Bekel Dumadi, Empat (4) macam
bekal manusia sejak lahir yang
tidak bisa dihindari, yaitu :
- Suka. Siapapun dalam hidup ini pasti menikmati rasa
suka.
- Dukha. Demikian pula tak seorang pun terhindar dari
rasa dukha.
- Lara. Bila orang sudah lanjut usia, dimana indriyanya
sudah tak berfungsi dengan baik, sempurna, laralah / sengsaralah dia.
- Pati. Akhirnya manusia itu pasti akan mati.
Catur Brata, Empat (4) macam pengekangan hawa nafsu.
- Tapa ; Memanaskan diri guna membakar habis hawa nafsu
yang menggiring kita kelembah kesengsaraan.
- Brata ; Membatasi gerak lincah hawa nafsu untuk
menjernihkan pikiran, sehingga semua masalah dapat diatasi dengan lapang
dada.
- Yoga ; Berusaha menyatukan diri dengan Tuhan dengan
melalui konsentrasi yang mantap.
- Semadi ; Berusaha menyatu dengan Tuhan melalui
konsentrasi dan inspirasi yang mantap.
Catur Bhuja Negara (Kerajaan
Majapahit), 4 (empat) persyaratan untuk suatu negara yaitu :
- Prabhu ; Pemerintah yang mengatur dan mempertahankan
rakyat dan negara.
- Praja ; Penduduk. Dengan adanya pemerintahan harus ada
yang diperintah yaitu penduduk.
- Mandala ; Wilayah. Negara harus punya wilayah tertentu
dan batas-batas tertentu pula.
- Tujuan Negara ; Artinya kekuasaan pemerintahan yang
berbahagia oleh raja sebagai kejayaan rakyat.
Catur Brata Penyepian, Empat (4)
larangan dalam melaksanakan hari Raya Nyepi,
yaitu : yang bersifat lahiriah :
- Amati Geni ; Tidak menyalakan api
- Amati Karya ; Tidak bekerja
- Amati Lelungan : Tidak bepergian
- Amati Lelanguan ; Tidak mengadakan hiburan (pesta)
Yang bersifat mental spiritual :
- Pikiran suci ; Tidak memikirkan hal yang menyimpang
dari Dharma.
- Kekuatan iman ; Menjauhi segala bentuk hawa nafsu yang
bersifat negatif
- Kejujuran kata ; Berkata sesuai dengan hati nurani dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum sekala dan niskala.
- Perilaku jujur ; Segala tindak tanduknya sesuai dengan
aturan yang berlaku baik bagi negara maupun agama.
Catur Bruja Negara ( Kerajaan Sriwijaya
), Empat (4) persyaratan suatu negara
:
- Praja ; Penduduk
- Wilayah ; Bumi, tanah / wilayah
- Datu ; Pemimpin atau pemerintah
- Tujuan Negara ; Sriwijaya jaya sidha yatra subhiksa
artinya Karena perjalanan sucilah Sriwijaya mencapai kemenangan sejati.
Menurut penulis-penulis Hindu ada
7 unsur pokok tentang pembentukan suatu negara, yaitu :
- Swamin ; Raja (kepala pemerintahan) harus penduduk asli
yang cinta pada Negara, Tanah Air dan Bangsa.
- Amatya ; Para mentri atau pegawai tinggi lainnya.
- Jana Pada ; Penduduk dan wilayah harus baik.
- Durgha ; Benteng yang harus didirikan di keempat
penjuru.
- Kosa ; Perbendaharaan negara.
- Bala ; Angkatan perang yang mengatur keamanan negara
- Mitra ; Sahabat antar negara-negara luar.
Catur Cuntaka, Ada empat (4) hal
yang dianggap kotor (cemer /leteh /cuntaka),
dikaitkan dengan Catur Wangsa dalam kematian. Masa cuntaka sesuai dengan sastra
agama :
- Brahmana ; lamanya 10 hari
- Ksatrya ; lamanya 12 hari
- Wesya ; lamanya 15 hari
- Sudra ; lamanya 18 hari, 30 hari, atau 42 hari.
Cuntaka / cemer / leteh disebabkan
bukan karena kematian, seperti kotor kain (haid), kawin belum diupacarai,
melahirkan dan lainnya.
Catur / Cadu Sakti, Empat (4) macam kekuatan Tuhan, yaitu :
- Jnana Sakti ; Maha Tahu ; Duradarsana (tajam
penglihatan), Duraswarna (tajam pendengaran), Durajnana (tajam pikiran).
- Wibuh / Wibhu Sakti ; Maha ada dan meresap dimana-mana.
- Prabhu Sakti ; Maha kuasa, sebagai Tri Murti ; Utpati
(pencipta), Sthiti (pemelihara) dan Pralina (pelebur/pemusnah)
- Kriya Sakti ; Maha Karya, dapat mengadakan apa saja
yang Beliau kehendaki. Nirwikara (mengatasi segalanya) dan Swayambhu
(dapat menciptakan diri sendiri).
Catur Dana, Empat (4) jenis/bentuk
kerelaan berkorban atau bersedekah,
yaitu :
- Dreweya Dhana ; Rela mengorbankan harta benda
- Priya Dhana ; Rela mengorbankan anak istri untuk
membantu usaha sosial.
- Sarira Dhana ; Rela mengorbankan diri sendiri untuk
menolong orang lain.
- Abhaya Dhana ; Ikhlas berbuat kebajikan terhadap orang
lain yang dalam bahaya.
Catur Dharma, Empat (4) macam tugas
yang patut kita dharma baktikan
baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk umum, yaitu :
- Dharma Kriya ; Melaksanakan swadharma dengan tekun dan
penuh rasa tanggung jawab.
- Dharma Santosa ; Berusaha mencari kedamaian lahir dan
bhatin pada diri sendiri.
- Dharma Jti ; Tugas harus dilaksanakan untuk menjamin
kesejahteraan dan ketenangan keluarga dan juga untuk umum.
- Dharma Putus ; Melakasanakan kewajiban dengan penuh
keikhlasan berkorban serta rasa tanggung jawab demi terwujudnya keadilan
sosial bagi umat manusia.
Catur Dharma Karya, 4 (empat)
kewajiban yang harus dikerjakan
seandainya kita berhasil mengumpulkan harta benda, yaitu :
- Dharma Karya ; Mempergunakan harta benda untuk
kepentingan yang bersifat sosial dan suci.
- Artha Karya ; Bila memiliki uang hendaknya ditabungkan,
sehingga bermanfaat pada diri sendiri dan umum.
- Kama Karya ; Mempergunakan harta benda untuk rekreasi
dan melengkapi rumah tangga dengan barang / alat yang menimbulkan rasa
kerasan di rumah.
- Punia Karya ; Mempergunakan harta benda untuk menolong
orang dalam kesusahan.
Catur Dharma, Empat (4) kewajiban
sebagai anggota masyarakat untuk
mensukseskan Program Pemerintah atau Desa antara lain :
- Rama Desa ; Kewajiban berbakti, mencintai dan
memberikan pertolongan kepada yang patut ditolong.
- Rama Tantu ; Tahu tentang asal usul lahir jadi manusia,
dan kewajiban terhadap pemerintah.
- Rama Punta ; Tahu tentang Adat Istiadat dan selalu
berbuat kebajikan kepada siapapun juga.
- Rama Bahu ; Berani beramal, menolong Sang Wiku yang
membuat kesejahteraan, teguh pendirian, tahu jalan yang baik atau yang
buruk.
Catur Gamya - Gamana, Empat (4)
macam larangan perkawinan, yaitu :
- Seorang laki-laki seorang wanita yang mempunyai
hubungan keluarga dalam garis lurus ke atas dan ke bawah, baik karena
lahir dalam perkawinan yang syah maupun yang tidak syah.
- Antara seorang laki-laki dengan ibu tirinya atau
seorang wanita dengan ayah tirinya.
- Antara seorang keturunan saudara kandungnya atau
saudara tirinya.
- Antara mertua dengan menantu atau anaknya menantu atau
antar warang.
Catur Iswarya, Empat (4)
kepemerintahan. Seorang yang memegang jabatan pada
pemerintahan diharapkan :
- Dharma ; Kebenaran, kepatutan, keluhuran budi yang
menggerakkan kesucian manusia.
- Jnana ; Kebijaksanaan, kesanggupan mengetahui dengan
Tri Pramana.
- Weragia ; Tidak menginginkan kesenangan yang bersifat
duniawi.
- Iswarya ; Kaya dalam segala-galanya tak kurang suatu
apapun baik yang bersifat duniawi atau rohani.
Catur Kang Sinengguh Guru, Empat (4)
yang dianggap sebagai guru, yakni:
- Guru Rupaka ; Orangtua (Ibu dan Bapak)
- Guru Pengajian ; Para pendidik
- Guru Wisesa ; Pemerintah
- Guru Swadaya ; Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Catur Kalpasutra, 4 (empat) buku
pedoman yang dapat dipergunakan dalam kurun
waktu panjang, antara lain :
- Srauta Sutra ; Memuat keterangan tentang tata cara
sembahyang untuk Agni Homa, Purnama, Tilem, Soma Yadnya dan lain-lain.
- Grhya Sutra ; Memuat keterangan tentang pokok-pokok
upacara Sangaskara.
- Dharmasastra ; Memuat keterangan tentang pokok-pokok
ajaran agama Hindu, hak dan kewajiban, sosial, ekonomi, dan lain-lain
termasuk upacara keagamaan dan tata cara pelaksanaannya.
- Sulwa Sutra ; Memuat keterangan tentang pokok-pokok
aturan mengenai tata bangunan, ukuran altar yang ada kaitannya dengan
kebutuhan upacara yang disebut di dalam Kitab Srautasutra.
Catur Kalpana, Empat (4) kebebasan. Hal ini dimiliki oleh Sang Yogiswara atau melaksanakan Yoga
Semadhi, yaitu : Tahu, Diketahui, Pengetahuan dan Mengetahui.
Catur Kotamaning Nrpatti, Empat (4) persyaratan utama yang harus
dimiliki oleh seorang Raja / Pemimpin, yaitu :
- Jnana Wisesa Sudha ; Berpengetahuan yang luhur dan
suci.
- Kaprahitaning Praja ; Memiliki kasih sayang kepada
rakyat.
- Kawiryan ; Raja / Kepala Negara harus berwatak
pemberani, pantang menyerah di dalam membela kebenaran.
- Wibawa ; Untuk menegakkan kewibawaan Raja harus jujur
dan mengutamakan kepentingan umum, sehingga rakyat bormat dan taat
kepadanya.
Catur Kanda, Empat (4) bagian dari
Epos Ramayana, yaitu :
- Ayodia Kanda ; Bagian cerita mengenai penobatan Sang
Rama
- Arania Kanda ; Bagian ceritera Ramayana, mengisahkan
Sang Rama dalam pembuangan
- Kiskinda Kanda ; Bagian ceritra Ramayana, menceritakan
Sang Rama nyupat Sang Dirgabau
- Yuda Kanda ; Bagian cerita Ramayana menceritakan perang
Sang Rama melawan Rawana.
Cadu Kerthi, Empat (4) tauladan
(bagi pemimpin).
- Hening ; Selalu mengutamakan kesucian
- Heneng ; Ketenangan lahir bathin
- Heling ; Selalu ingat anak buah
- Hawas ; Selalu waspada
Catur Karya , 4 (empat) macam kerja. Untuk memperoleh kesuksesan hendaknya kita mengikuti
petunjuk di bawah ini, berdasarkan urip Sapta Wara dan Pancawara. Jumlahnya
dibagi empat, sisa 1 : Ular, 2 : Gajah, 3 : Lembu dan 4 : Lintah. Maka
pekerjaan yang baik / dihindari adalah :
- Ular ; Jangan menanam pohon-pohonan
- Gajah ; Mencari binatang yang akan dipelihara
- Lembu ; Mencari binatang yang akan dipelihara
- Lintah ; Menanam segala yang menjalar.
Catur Lokapala, Empat (4) Dewa
penjaga atau penguasa atau pelindung alam
dan dunia, yaitu : Indra, Yama, Baruna, Kuwera. Di Bali hal ini diwujudkan
dengan mendirikan Khayangan Catur Lokapala, yaitu :
- Pura Lempuyang di timur
- Pura Batukaru di barat
- Pura Puncak Mangu di utara
- Pura Andakasa di selatan.
Catur Marga Yoga, Empat (4) jalan
untuk menyatu kepada Tuhan, antara
lain :
- Jnana Marga Yoga ; Menyatukan diri dengan Tuhan melalui
jalan mengamalkan ilmu suci.
- Bhakti Marga Yoga ; Menyatukan diri kepada Tuhan
berdasarkan cinta kasih yang mendalam dengan memakai sarana.
- Karma Marga Yoga ; Ingin menyatukan diri dengan Tuhan
melalui perbuatan mulia dan bermanfaat tanpa pamrih.
- Raja Marga Yoga ; Berusaha menyatu dengan Tuhan melalui
Brata, Tapa, Yoga dan Semadhi.
Catur Moksa, 4 (empat) macam
kebebasan.
- Samipya Moksa ; Kebebasan yang dicapai semasih hidup
oleh para Resi sehingga mampu menerima wahyu dari Tuhan.
- Sarupya atau Sadarmmya ; Kebebasan yang diperoleh
semasih hidup seperti Awatara Sri Kresna, Budha Gaotama.
- Salokya atau Karma Mukti ; Kebebasan yang dicapai oleh
Atman itu sendiri telah berada dalam posisi sama dengan Tuhan tetapi belum
dapat bersatu dengan Tuhan.
- Sayujya atau Purna Mukti ; Kebebasan yang tertinggi dan
sempurna sehingga dapat menyatu dengan Tuhan.
Catur Naya Sandhi, Catur Upaya,
Catur Pariksa atau Catur Pratyaksa,
4 (empat) kebijaksanaan. Seorang pemimpin hendaknya menerapkan 4 kebijaksanaan,
yaitu :
- Sama ; Berlaku adil tanpa pandang bulu
- Bheda ; Memberikan jasa sesuai dengan amal bhaktinya
- Dana ; Memberikan bantuan secara adil dan merata
- Danda ; Menghukum setiap pelanggaran dengan tidak pilih
kasih.
Catur Prawrtti, empat (4) pedoman
hidup yang patut dipertahankan oleh setiap
orang, yaitu :
- Arjawa ; Jujur dan bersahaja
- Anresangsya ; Tidak mementingkan diri sendiri
- Dama ; Tahu menasehati diri sendiri
- Indriyanigraha ; Mengekang hawa nafsu.
Catur Paramita, Empat (4) jalan
kebajikan.
- Maitri ; Kasih sayang atau ramah tamah
- Karuna ; Tolong menolong
- Mudita ; Menyenangkan orang lain
- Upeksa ; Menghargai pendapat orang lain atau toleransi
Catur Pameriksa, Ada empat (4) indra yang betul-betul dapat mengetahui secara langsung
sesuatu :
- Mata ; Melihat dengan langsung sesuatu kejadian atau
benda.
- Telinga ; Dapat mendengar secara langsung suara atau
bunyi
- Hidung ; Dapat mencium secara langsung bau dari sesuatu
benda
- Bibir ; Dapat secara langsung merasakan makanan dan
minuman
Catur Purusartha atau Catur Warga,
Empat (4) tujuan hidup , yaitu :
- Dharma ; Kewajiban atau kebenaran atau hukum, Agama,
peraturan, kodrat
- Artha ; Harta benda atau materi
- Kama ; Kesenangan atau hawa nafsu
- Moksa ; Kebebasan yang abadi
Catur Pataka, Empat (4) dosa, yaitu :
- Pataka ; terdiri dari Brunaha (menggugurkan bayi dalam
kandungan), Purusaghna (menyakiti orang), Kaniya Cora (mencuri wanita
pingitan), Agraya Jaka (bersuami/istri melewati kakak), Ajnata Samwat
Sarika (bercocok tanam tanpa masanya)
- Upa Pataka ; terdiri dari Gowadha (membunuh sapi),
Juwati Wadha (membunuh gadis), Bala Wadha (membunuh anak), Agara Wadha
(membakar rumah/merampok).
- Maha Pataka ; terdiri dari Brahmana Wadha (membunuh
orang suci/Pandita), Sura Pana (meminum alkohol/pemabuk), Swarna Steya
(mencuri emas), Kanya Wighna (memperkosa gadis) dan Guru Wadha (membunuh
guru)
- Ati Pataka ; terdiri dari Swa Putri Bhajana (memperkosa
saudara perempuan), Matra Bhajana (memperkosa ibu) dan Lingga Grahana
(merusak tempat suci)
Catur Paksa, Empat (4) aliran besar
dalam agama Hindu, yaitu :
- Paksa Brahmana ; Yang mengutamakan penyerahan diri
kepada Sang Hyang Widhi. Paksa ini erat hubungannya dengan Bhakti Marga.
- Paksa Ciwa ; Yang mengutamakan kerja keras dan
pengorbanan yang besar untuk memuliakan Tuhan, ini erat hubungannya dengan
Karma Marga.
- Paksa Wisnu ; Yang mengutamakan pendalaman Ilmu Suci
sebagai pengabdian kepada Tuhan. Paksa ini erat hubungannya denga Jnana
Marga.
- Paksa Budha ; Yang mengutamakan meditasi yoga dan
semadi untuk mengagungkan nama Tuhan. Paksa ini erat hubungannya dengan
Yoga Marga. Paksa ini di Indonesia secara yuridis formil diakui sebagai
Agama yang berdiri sendiri, sejak dikeluarkan Pen.pres. No. 1 tahun 1965.
Catur Pranayama, Empat (4) jenis
pengaturan nafas, yaitu :
- Abhyantara Wrtti ; Antah; Swasa; Puraka ; Nafas masuk
- Antah - Stambha Wrtti ; Antah Kumbaka ; Menahan nafas
- Bahya - Wrtti ; Bahih Swaha ; Recaka ; Nafas keluar
- Bahya - Stambha Wrtti ; Bahih - Stambha ; Bahih -
Kumbhaka ; Berhenti diluar
Catur Satya, Empat (4) bentuk
kesetiaan. Dalam pemerintahan Negara Hindu,
rakyat diharapkan memiliki empat kesetiaan, yakni :
- Satya Atman ; Setia atau sujud terhadap Sang Hyang
Widhi
- Satya Bhisama ; Setia kepada sumpah atau janji
- Satya Berata ; Setia kepada suatu persetujuan atau
pemufakatan
- Satya Kirti ; Kejujuran sebagai landasan untuk
pencaharian yang halal.
Catur Sanak, 4 (empat) saudara. Menurut kepercayaan agama Hindu, kelahiran kita ditemani
oleh 4 saudara yaitu :
A. Mulai dari dalam kandungan hingga lahir disebut :
- Babu Lembana
- Babu Abra
- Babu Ugyan
- Babu Kere
B. Sesudah kepus pungsed berganti
nama :
- I Anta, ngaran ari-ari
- I Preta, ngaran banah
- I Kala, ngaran getih
- I Dengen, ngaran yeh nyom
C. Sesudah sang bayi bisa berjalan
dan menyebut ayah, ibu, saudara 4 ini berganti nama :
- I Jelair bertempat di Timur
- I Mekair bertempat di Selatan
- I selabir bertempat di Barat
- I Mokair bertempat di Utara
D. Sesudah kurang lebih 3 minggu
bertempat nyatur desa, menjadilah Detyasakti, berganti nama menjadi :
- Anggapati
- Mrajapati
- Banaspati
- Banaspatiraja
Catur Sangara Yoga, Empat (4) macam
kegoncangan, seperti :
- Yoga Purbha Sangara ; Orang mengawinkan 'pita uming ro'
Negeri mengalami sedikit kegoncangan, karena diganggu Sang Kala Rodra.
- Yoga Werdha Sangara ; Orang mengawinkan 'pita umisan'
Kegoncangan negeri sedang akibat gangguan Sang Kala Bhuta.
- Yoga Tatwa Sangara ; Orang mengawinkan 'pita anak'
Kegoncangan negeri besar, karena diganggu oleh Sang Kala Wisesa
- Yoga Bhana Sangara ; Orang mengawinkan 'sanak dan ibu,
nini, buyut' Negeri sangat goncang, karena diganggu oleh Sang Kala Wadnya.
Caturtah, Empat (4) jalan untuk
memperoleh ilmu.
- Proktah ; Memperoleh pengetahuan yang direstui oleh Ida
Sang Hyang Widhi
- Gurutah ; Memperoleh ilmu pengetahuan dari para
pendidik
- Castartah ; Memperoleh ilmu pengetahuan dengan membaca
buku / lontar.
- Swatah ; Memperoleh ilmu pengetahuan melalui
pengalaman.
Catur Hotra Widhi, Empat (4)
Pendeta. Dewa Yadnya yang
diselenggarakan oleh 4 (empat) orang Pendeta (Hotra), masing-masing Widhistotra
itu adalah :
- Dwayastotra ; Peraturan-peraturan uang mencakup aspek
benda / materi
- Gunastotra ; Peratuan-peraturan yang mencakup bidang
aspek politik
- Karmastotra ; Peraturan-peraturan yang mencakup bidang
usaha, kegiatan atau tingkah laku manisia.
- Abhijnastotra ; Peraturan-peraturan yang mencakup
bidang aspek pengetahuan hukum Ketuhanan.
Catur Warna, Empat (4) golongan. Masyarakat Hindu meberi golongan masyarakat yang
berdasarkan fungsinya, yaitu :
- Brahmana ; Golongan yang bertugas memberikan pendidikan
dan penerangan serta memimpin upacara.
- Ksatrya ; Golongan yang bertugas membela Negara dan
jadi pemimpin
- Wesya ; Golongan yang memegang perekonomian dan
pertanian
- Sudra ; Golongan yang membantu ketiga golongan di atas
sebagai pekerja.
Catur Warga, Hari yang empat, yaitu:
- Sri ; Dewanya Bhagawan Bregu (urip 6)
- Laba ; Dewanya Bhagawan Kanwa (urip 3)
- Jaya ; Dewanya Bhagawan Janaka (urip 1)
- Mandala ; Dewanya Bhagawan Narada (urip 8)
Catur Weda, Empat (4) macam buku
suci, yaitu :
- Rg Veda ; Berisikan pengetahuan suci merupakan kumpulan
mantra-mantra pujaan, terdiri dari 10 Mandala, 21 Sakha, 1.028 Cukta,
10.552 rik / bait / mantra, disusun oleh Bhagawan Pulaka.
- Sama Veda ; Memuat kumpulan mantra-mantra tentang
ajaran umumnya mengenai lagu-lagu pujaan, terdiri dari 1875 Sakha. Bagian
Samhita ini ditulis oleh Bhagawan Jaimini.
- Yayur Veda ; Weda ini berisikan mantra-mantra dalam
bentuk prosa, terdiri dari 109 Sakha, 1.975 mantra. Bagian ini
membentangkan tentang tata cara yadnya keagamaan yang harus dilakukan oleh
setiap umat Hindu. Yayur Weda disusun oleh Bhagawan Waisampayana.
- Atharva Veda ; Membentang soal sihir, mantra-mantra dan
pengobatan. terdiri dari 50 Sakha, 5.987 mantra. Di samping itu diuraikan
juga Ilmu Bintang dan Ilmu Pasti. Atharva Veda ditulis oleh Bhagawan
Sumantu.
Catur Widya, Empat (4) cabang ilmu untuk mendalami makna dan tujuan agama, yaitu :
- Anwiksiki ; Menguraikan tentang teknologi filsafat
- Weda Trayi ; Menguraikan tentang agama
- Wartta ; Menguraikan tentang ekonomi
- Dandaniti ; Menguraikan tentang politik.
Catur Yuga, Empat (4) kurun zaman, terdiri dari :
- Krta Yuga ; Pada masa ini yang diutamakan adalah
Dharma. Pada masa ini Dharma-sastranya Manu yang berlaku.
- Treta Yuga ; Pada zaman ini yang diutamakan adalah
Weda. Weda yang berpengaruh pada zaman ini Dharma-sastranya Gautama
- Dwara Yuga ; Yang diutamakan zaman ini ialah Yadnya.
Yang berpengaruh pada masa ini ialah Dharma-sastranya Sankha Likhita
- Kali Yuga ; Yang diutamakan pada masa ini ialah
kebebasan dan dana / materi. Yang berpengaruh pada jaman ini ialah
Dharma-sastranya Parasara
Panca Dalam Agama Hindu
Panca Aksara; Lima huruf lambang
Dewa-Dewa, yaitu Na Ma Ci Wa Ya .
- NA : Dewa Maheswara
- MA : Dewa Rudra
- CI : Dewa Sangkara
- WA : Dewa Sambhu
- YA : Dewa Ciwa
Panca Sembah ; Lima urutan sembah dalam sembahyang agama Hindu.
- Sembah Puyung ; Tanpa sarana
(tangan kosong) untuk menenangkan pikiran
- Sembah dengan memakai bunga
merah ditujukan kepada Sang Hyang Surya Radhitya sebagai saksi dalam
persembahyangan
- Sembah dengan memakai bunga /
kewangen ditujukan kepada Sang Hyang Widhi Wasa memuja keagungan-Nya ,
memohon waranugraha
- Sembah dengan bunga atau
kewangen ditujukan kepada para Dewata atau Dewa Samudaya, yaitu para
Dewata dan Bhatara - Bhatari leluhur untuk memohon tuntunan-Nya
- Sembah Puyung ; Tanpa sarana
dengan maksud menerima limpahan anugrah Sang Hyang Widhi.
Panca Atma; Lima jiwa / pikiran, antara lain :
- Paratma : Berada di mata
pekerjaannnya untuk melihat
- Antaratma : Berada di kulit
pekerjaannya untuk merasakan
- Sukmatma : Berada di telinga
pekerjaannya untuk mendengar
- Niratma : Berada di mulut
pekerjaannya untuk bicara
- Atma : Berada di hati
pekerjaannya untuk berpikir
Panca Bhudindriya; Lima indriya penyebab yang menyebabkan orang dapat
mengetahui dan merasakan sesuatu, yaitu :
- Cakswindriya , ialah indriya
yang menyebabkan orang dapat melihat terdapat di mata.
- Srotendriya , Indriya pada
telinga
- Ghranendriya, Indriya pada
hidung
- Jihwendriya , Indriya pada
lidah
- Twakindriya, Indria pada kulit
Panca Brahma; Lima huruf lambang Dewa-Dewa, yaitu; Sa Ba Ta A I.
- SA : Sadyojata ; Dewa Iswara
- BA : Bamadewa ; Dewa Brahma
- TA : Tatpurusa ; Dewa Mahedewa
- A : Aghora ; Dewa Wisnu
- I : Icana ; Dewa Ciwa
Panca Bahya Tusti; Lima macam kesenangan yang kurang baik , yaitu :
- Aryana : Senang mengumpulkan
harta benda dengan jalan apa saja tanpa peduli dosanya
- Raksasa : Melindungi harta
bendanya dengan segala macam upaya
- Ksaya : Takut berkurang harta
bendanya, lalu timbul sifat kikir
- Sangga : Doyan mencari kekasih
dan melakukan hubungan seks
- Himsa : Doyan membunuh dan
menyakiti hati mahluk lain
Panca Bangsa ; Lima jenis kealpaan yang tak dapat dibenarkan oleh para
penegak hukum, yaitu;
- Anyawadi : Berlawanan
pengakuannya sekarang dari pada pengakuan yang terdahulu
- Akrya desi : Berlawanan
pengakuannya dengan saksinya
- Dapatayi : Mempergunakan orang
tanpa imbalan jasa
- Niruktirah : Tidak dapat
menjawab lawan bicara, hanya mengeluarkan pendapat sendiri
- Prapaya yi : Pergi tanpa permisi
Panca Bhaya ; Lima jenis bahaya, seperti:
- Agni Bhaya : Bahaya akibat api
- Toya Bhaya : Bahaya akibat air
- Ripu Bhaya : Bahaya akibat
musuh
- Cora Bhaya : Bahaya akibat
orang jahat
- Jiwa Bhaya : Bahaya yang
mengancam jiwa
Panca Bhuta; Lima macam mahluk halus ciptaan Ida Sang Hyang Widhi yang
bisa mengganggu ketentraman hidup manusia, tetapi jika mereka diberi korban,
mereka akan membantu serta melindungi kita. Kelima Bhuta itu ialah :
- Sang Kursika berwarna putih,
kemudian menjadi Bhuta dengan berwujud Yaksa bertempat di timur.
- Sang Garga berwarna merah,
kemudian menjadi Bhuta Abang berwujud Mong, bertempat di selatan.
- Sang Metri berwarna kuning,
menjadi Bhuta berwujud ular, bertempat di Barat.
- Sang Kursya berwarna hitam,
menjadi Bhuta Hireng, berwujud Buaya bertempat di utara
- Sang Pretanjala berwarna
brumbun (Wiswa warna) berwujud Bhuta disebut Durga Dewi bertempat di
tengah bersama Betara Uma
Panca Cradha; Lima kepercayaan, yaitu :
- Brahman : Percaya dengan adanya
Tuhan / Ida Sang Hyang Widhi.
- Atman : Percaya dengan adanya
Atman atau roh.
- Karman : Percaya dengan adanya
Hukum Karma Phala.
- Samsara : Percara bahwa manusia
lahir berulang-ulang.
- Moksha : Percaya dengan adanya
kebebasan abadi.
Panca Datu; Lima jenis logam yang bisa dipergunakan sebagai dasar
bangunan, seperti;
- Emas
- Perak
- Besi
- Perunggu
- Timah
Panca Durga; Lima macam kesulitan untuk dilalui. Yang dimaksudkan ialah
lima jenis benteng pertahanan bentuk alam, yaitu;
- Dhawadurga : Benteng pertahanan
berupa gurun pasir.
- Abdhidurga : Benteng pertahanan
berupa air (Laut, danau, sungai, rawa-rawa)
- Mahidurga : Benteng pertahanan
berupa batu, batu cadas yang tinggi terjal jurang yang dalam.
- Nrdurga : Angkatan bersenjata.
- Giridurga : Benteng pertahanan
berupa gunung.
Panca Dharma ; Lima kewjiban. Umumnya apabila menjelang Ngembak Nyepi,
umat Hindu melaksanakan Panca Dharma, yaitu :
- Dharma Santi : Temu wirasa,
maaf memaafkan.
- Dharma Tula : Berdiskusi
tentang arti / makna merayakan hari Penyepian.
- Dharma Sedana : Bersedekah
kepada fakir miskin atau yang patut diberi sedekah.
- Dharma Gita : Membaca dan
menyanyikan lagu -lagu suci.
- Dharma Yatra : Mengunjungi
tempat-tempat suci.
Panca Dewa; Lima Dewa, yaitu kelima Bhuta (dalam Panca Bhuta) tersebut
diatas bila sudah mendapat pensucian, beliau berubah menjadi Dewa, yaitu :
- Sang Kursika menjadi Dewa
Iswara
- Sang Garga menjadi Dewa Brahma
- Sang Metri menjadi Dewa
Mahadewa
- Sang Kurusya menjadi Dewa Wisnu
- Sang Pretanjala menjadi Dewi
Uma dan Dewa Ciwa
Panca Durgha; Lima keangkeran. Merupakan benteng terletak di lima
penjuru.
- Sri Durgha ; Terletak ditimur
- Raji Durgha ; Terletak di Barat
- Suksmi Durgha ; Terletak di
Utara
- Dhari Durgha ; Terletak di
Selatan
- Dewi Durgha ; Terletak di
Tengah-Tengah
Panca Dewata; Lima Dewa, merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi
dalam rangka menyangga Bumi / menjaga ke empat penjuru alam di tengah-tengah,
yaitu :
- Dewa Brahma ; bertempat di
Selatan
- Dewa Wisnu ; bertempat di Utara
- Dewa Ciwa ; bertempat di
Tengah-Tengah
- Dewa Icwara ; bertempat di Timur
- Dewa Madedewa ; bertempat di
Barat
Panca Huta ; Lima macam korban atau upacara ritual yang menggunakan api
sebagai upasaksi, yaitu :
- Ahuta ; Upacara ritual yang
dilakukan tanpa menggunakan api.
- Huta ; Upacara ritual yang
menggunakan api sebagai unsur penting.
- Prahuta ; Jenis upacara ritual
yang dilakukan dengan cara menyebarkan benda-benda upacara di tanah
- Brahmahuta ; Upacara ritual
yang ditujukan kepada para Brahmana yang sengaja diundang untuk kemudian
diberikan berupa apa saja.
- Prasitahuta ; Upacara ritual
yang diselenggarakan dengan cara peyuguhan jenis-jenis makanan,
buah-buahan, kapur sirih dan lain-lain terutama ditujukan kepada yang
meninggal.
Panca 'H" ; Lima huruf "H" yang menjadi huruf awal dari 5
istilah yang artinya mengandung pedoman dasar bagi setiap orang, terlebih-lebih
pemimpin agar tak terjerumus karena kurang waspada.
- Heneng ; Tenang menghadapi
segala masalah sehingga dapat memecahkan secara objektif.
- Hening ; Jernih dengan
ketenangan bathin dan kejernihan pikiran segagal sesuatu dapat
diselesaikan dengan mudah.
- Henung ; Tembus / tumus. Dengan
ketenangan dan kesucian bathin, ibarat kaca rata yang bersih, sehingga
kita dapat melihat dengan jelas apa-apa yang ada dibalik kaca itu
karenanya mudah menarik kesimpulan
- Heling ; Ingat. Dengan memiliki
daya tembus / betel tinggal kita bisa mengatakan itu salah atau benar,
dapat diikuti atau dihindari. Dan inilah perlu selalu diingat.
- Hawas ; Waspada. Walaupun
segala sesuatunya sudah diperhitungkan sesuai 'H" 1 sampai 4, kalau
kurang waspada tentunya seperti seorang pelari jauh jatuh tersungkur dekat
garis finis yang akibatnya adalah kegagalan.
Panca Karmendriya ; Lima alat penggerak / pekerja yaitu;
- Panindriya ; Indriya pekerja
dengan tangan
- Padendriya ; Indriya pekerja
dengan kaki
- Wakindriya ; Indriya bicara /
perkataan / mulut
- Payunindriya ; Indriya buang
kotoran / anus / dubur
- Pasteindriya ; Indriya seksual
pada lelaki. Indriya seksual pada wanita Bhagendriya.
Panca Karya ; Lima macam pekerjaan, yaitu
- Gajah ; Mencari binatang untuk
dipelihara
- Watu ; Memulai membuat dasar
gudung atau perumahan atau tembok
- Bhuta ; Melakukan upacara
korban untuk mahluk yang jahat dan kepada makhluk lainnya.
- Suku ; Mengejar binatang yang
berkaki empat
- Wong ; Membuat tembok halaman
rumah.
Panca Karma Yadnya; Lima korban suci yang patut dilaksanakan, seperti;
- Brahma Yadnya ; Berbakti kepada
Ida Sang Hyang Widhi
- Dewa Yadnya ; Berbakti kepada
para Dewata yang mengatur fungsi kosmos
- Pitra Yadnya ; Berbakti kepada
para leluhur dan orang tua
- Nri Yadnya ; Memberi sedekah
kepada orang miskin dan sengsara
- Bhiuta Yadnya ; Memberi makanan
kepada binatang piaraan.
Panca Kelud ; Salah satu jenis Caru yang mempergunakan lima ekor ayam
ditambah dengan seekor itik bulusikep dan seekor Asu bangbungkem. Caru ini
dipergunakan sebagai dasar dalam upacara-upacara Mepedanan, ngenteg linggih dan
lain sebagainya.
Panca Korsika ; Lima manifestasi Tuhan, yaitu;
- Korsika ; di timur
- Garga ; di Selatan
- Maitri ; di Barat
- Kursya ; di utara
- Pratanjala ; di Tengah
Panca Kerta ; Lima tata tertib. demi terwujudnya ketertiban dan
keharmonisan baik dalam rumah tangga, masyarakat dan bangsa, pertama-tama harus
;
- Kerta Jnana ; tertib pikiran.
Maksudnya berpikir yang wajar dan tidak menyimpang dari Dharma.
- Kerta Sarira ; tertib diri pribadi.
Baik dalam berpakaian, penampilan disesuaikan dengan tri pramana, desa
kala dan patra.
- Kerta Keluarga ; tertib dalam
rumah tangga, ini bisa terwujud apabila masing-masing anggota keluarga
tahu hak dan kewajibannya.
- Kerta Masyarakat ; Sebagai
anggota masyarakat, kita harus menjungjung tinggi peraturan / adat yang
berlaku di masyarakat tersebut.
- Kerta Buana ; agar tercapainya
"Atera ' yaitu aman, terteb dan sejahtera, setiap warga negara/ buana
harus mengetahui hak dan kewajibannya serta melaksanakan Catur Paramita.
Panca Maya Kosa ; Lima lapis badan jasmani kita terdiri dari ;
- Annamaya kosa ; badan dari sari
makanan
- Pranamaya kosa ; badan dari
sari nafas
- Manomaya kosa ; badan dari sari
pikiran
- Wijnanamaya kosa ; badan dari
sari pengetahuan
- Anandamaya kosa ; badan dari
sari kebahagiaan
Panca Kumara ; Lima bocah. Lima orang putra Pandawa yang masih kecil
dibunuh oleh Asswathama pada malam hari; yaitu :
- Pratiwindya ; putra Yudistira
- Srutasoma ; putra Bima
- Srutakirtti ; putra Arjuna
- Santika ; putra Nakula
- Srutakarma ; putra Sahadewa
Panca Klesa ; Lima rintangan, dalam mencapai tujuan hidup yaitu
kelanggengan abadi ada lima rintangan yang bersumber pada diri sendiri, yakni :
- Awidya ; Kegelapan atau
ketidaktahuan / kebodohan
- Asmita ; Kesombongan atau
keangkuhan
- Raga ; Keterikatan dan kesukaan
- Abhiniwesa ; Ketakutan yang
berlebihan terhadap kematian
- Dwesa ; Rasa benci / dendam
Panca Maha Rsi ; Lima macam orang suci ditinjau dari segi fungsi /
profesinya, yaitu ;
- Brahma Rsi ; Rsi yang
mengajarkan Weda atau dapat pula disebut Pendeta.
- Satya Rsi ; Rsi yang mempunyai
asal-usul dari Yang Maha Esa, yang menciptakan dunia ini dan sering
disebut Bhatara, misalnya Bhatara Manu.
- Dewa Rsi ; Rsi dikenal juga
sebagai Prajapati, diantaranya disebut Marici, Bhrugu dan lain sebagai
dikaitkan dengan mantra-mantra
- Sruta Rsi ; Rsi ini kemungkinan
yang menerima wahyu dari Tuhan / Ida Sang Hyang Widhi yang kemudian
disarikan menjadi Weda
- Raja Rsi ; Rsi yang memiliki
keahlian untuk memerintah dan bersifat Ksatriya guna membela negara dan
rakyat
Panca Mohi ; Ada lima waktu, dimana orang tak boleh memutuskan
pembicaraan, yaitu :
- Semeng Pisan ; Pada waktu
pagi-pagi sekali.
- Sandi Kala ; Pada saat matahari
menjelang terbenam
- Tangi Tepet ; Waktu matahai
tepat di atas kepala.
- Wengi ; Pad waktu malam hari
- Tan Masaning Masa ; Tidak pada
saat yang tepat
Panca Maha Bhuta ; Lima jenis unsur yang terdapat di alam raya
ini, yakni ;
- Akasa ; Ether
- Bayu ; Gas
- Teja ; Sinar / Cahaya
- Apah ; Zat Cair
- Pertiwi ; Zat Padat
Panca Maha Yadnya ; Lima macam korban suci ditinjau dari segi sarana
yang dipergunakan, yaitu;
- Drewiya Yadnya ; Korban suci
yang dilakukan dengan menggunakan banten sajen, harta benda dan material
lainnya.
- Tapa Yadnya ; Korban suci
dengan jalan tapa, yaitu dengan jalan tahan menderita, meneguhkan iman,
menghadapi segala godaan hidup.
- Swadyaya Yadnya ; Korban suci
dan kebajikan yang diamalkan dengan menggunakan diri pribadi sebagai alat
atau dana pengorbanan.
- Yoga Yadnya; Korban suci
melalui pemujaan kepada Ida Hyang Widhi dengan jalan Yoga, yaitu
menyatukan pikiran guna dapat menunggal Atman dengan Paramatman.
- Jnana Yadnya ; Korban suci
berupa persembahan dan pemujaan untuk Hyang Widhi dengan mengamalkan Ilmu
Pengetahuan Suci (Jnana)
Panca Mabhaya ; Nama salah satu jenis caru yang memakai dasar Caru Panca
Sata ditambah seekor itik belangkalung.
Panca Nyama Brata ; Lima macam pengendalian diri dalam tingkatan mental,
yaitu :
- Sauca ; Suci lahir bathin
- Santosa ; Ketentraman hati
- Tapa ; Tahan uji
- Swadaya ; Belajar sendiri
tentang ilmu kesucian
- Iswara Pranidana ; Sembahyang
dan mencamkan puja mantra ditujukan kepada Tuhan
Panca Nrta ; Ada lima macam kebohongan yang tidak merupakan dosa, yaitu
:
- Berbohong kepada anak-anak
- Berbohong dalam dunia
perdagangan
- Berbohong kepada musuh
- Berbohong kepada pacar
- Berbohong kepada orang sakit
Panca Pada ; Lima tingkat alam perasaan, yaitu :
- Jagra Pada ; baru bangun
dari tidur alam perasaan kita masih sepi.
- Swapna Pada ; Seperti bayangan
dalam air yang tenang dan bersih. Bila air berombak bayangan hilang.
- Surupta Pada ; Pada waktu tidur
lelap semua daya ingatan hilang.
- Turya Pada ; Bagi orang yang
telah lewat dari tiga aspek posisi yoganya.
- Turnyanta Pada ; Bagi orang
yang telah lewat dari tiga aspek posisi yoganya.
Panca Pandita ; Lima orang Pamdita bersaudara sering juga disebut
"Panca Tirtha" . Kelima Pandita itu adalah :
- Mpu Semeru, datang di Besakih
tahun caka 921
- Mpu Ghana datang tahun caka 922
berparhyangan di Gelgel.
- Mpu Kuturan datang tahun caka
923 berparhyangan di Cilayukti.
- Mpu Gnijaya datang tahun caka
928 berparhyangan di Lempuyang.
- Mpu Bharadah masih tetap
tinggal di Jawa berparhyangan di Lemah Tulis Pejarakan.
Panca Pandawa ; Pandawa Lima; yaitu Ksatriya Negeri Hastina
masing-masing namanya :
- Dharmawangsa / Yudistira
- Bima / Wrekodara
- Arjuna / Dananjaya
- Nakula
- Sahadewa
Panca Prana ; Lima jenis pernafasan, terdiri dari :
- Prana ; Nafas kehidupan yang
menggiatkan mata, telinga, mulut dan hidung
- Apana ; Nafas keluar yang
menggiatkan alat-alat pembuangan dan penyambung jenis
- Samana ; Nafas pengimbang
menggiatkan komplek pembagian makanan
- Wyana ; Nafas tersebar
menggiatkan segenap sistem urat saraf dengan bertolak dari dan kembali ke
jantung.
- Udana ; Nafas ke atas berfungsi
pada kematian dan mengantar jiwa ke kehidupan berikutnya.
Panca Sata ; Lima ekor ayam dalam Caru , yaitu :
- Ayam bulu putih ; untuk ulam
Caru di Timur
- Ayam bulu merah ; untuk
ulam Caru di Selatan
- Ayam bulu kuning ; untuk ulam
Caru di Barat
- Ayam bulu hitam ; untuk ulam
Caru di Utara
- Ayam bulu lima macam / brumbun
; untuk ulam Caru di Tengah-Tengah
Panca Satya ; Lima kejujuran / Kesetiaan, seperti :
- Satya Hredaya ; Jujur lahir
bathin
- Satya Semaya ; Tepat dengan
janji
- Satya Wecana ; Konsekwen kepada
kata-kata
- Satya Laksana ; Jujur dalam
perbuatan
- Satya Mitra ; Setia kepada teman
Panca Sakti ; Lima kekuatan. Dalam merencanakan sesuatu pekerjaan /
usaha jangan lupa terhadap pengaruh lima kekuatan, yaitu :
- Iksa ; Strategi tegas dan jelas
- Desa ; Tempat dimana kita
melakukan pekerjaan / usaha
- Kala ; Waktu / musim apa pada
saat itu
- Patra ; Situasi / kondisi
- Sakti ; Potensi / kekuatan
Panca Shtiti Darmen Prabhu ; Lima posisi dan fungsi pemimpin ; Ajaran
Arjuna Sastrabahu, yaitu :
- Ing Arsa Asung Tulada ; Kalau
pemimpin itu ada dihadapan anak buah, berfungsi sebagai pendidik dan
memberi contoh.
- Ing Madya Amangun Karsa ; Kalau
pemimpin berada ditengah-tengah anak buah, ia berfungsi penggugah semangat
anak buah untuk mensukseskan tujuan.
- Tut Wuri Andayani ; Kalau
pemimpin di belakang anak buah, ia berfungsi mengontrol anak buah setelah
setelah melaksanakan fungsi 1 dan 2 (diatas).
- Maju Tanpa Bala ; Pemimpin yang
telah sukses kepemimpinannya dalam fungsi 1,2 dan 3, maka berani maju
sendiri menghadapi apa yang terjadi.
- Sakti Tanpa Aji ; Pemimpin yang
telah sukses dalam mengkoordinir dan menggugah semangat, mengontrol anak
buahnya dan berani maju tanpa bala, pemimpin yang demikian itulah dapat
dikatakan sakti tanpa bersandar kepada kekuatan yang nyata.
Panca Sanak ; Nama salah satu jenis Caru yang memakai dasar Caru Panca Sata
ditambah kambing, angsa, itik belangkalung.
Panca Stharwara ; Lima jenis tumbuh-tumbuhan, yaitu :
- Trna ; bangsa rumput
- Taru ; bangsa pohon
- Lata ; bangsa tumbuhan menjalar
- Gulma ; bangsa semak
- Janggama ; bangsa tumbuhan
parasit.
Panca Tirtha ; Lima macam air suci yang telah dimantrai sesuai Weda dan
kegunaannya, yaitu :
- Tirtha Pawitra
- Tirtha Kamandalu
- Tirtha Sanjiwani
- Tirtha Amertha
- Tirtha Sudamala
Panca Tan Matra ; Lima macam benih
- Sabda tan matra ; benih suara
- Sparsa tan matra ; benih rasa
sentuhan
- Rupa tan matra ; benih
penglihatan
- Rasa tan matra ; benih rasa
- Ganda tan matra ; benih
penciuman
Panca Tiryak ; Lima macam bangsa binatang, yaitu :
- Pasu ; binatang ternak seperti
sapi, kerbau, kuda dll
- Mrga ; binatang hutan seperti
singa, harimau dll
- Paksi ; bangsa burung seperti
ayam, burung
- Sarisrpa ; bangsa ular seperti
cobra, ular belang dll
- Mina ; bangsa ikan seperti
mujair, gurame, hiu dll
Panca Upaya Sandhi ; Lima upaya yang harus dilakukan oleh seorang raja
dalam menghadapi musuh Negara maupun dalam menyelesaikan persoalan yang menjadi
tanggung jawabnya, yaitu :
- Maya ; seorang raja yang harus
melakukan upaya dalam mengumpulkan data atau permasalahan yang belum jelas
kedudukan dan profesinya.
- Upeksa ; upaya untuk meneliti
dan menganalisa data-data dan informasi-informasi sehingga dapat
meletakkan permasalahan menurut proporsinya.
- Indra Jala ; suatu upaya untuk
mencari jalan keluar dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi.
- Wikrama ; suatu upaya untuk
melaksanakan semua upaya yang telah dirumuskan pada tingkatan Indra Jala.
- Logika ; setiap tindakan yang
ditempuh harus selalu mendapat pertimbangan akal sehat dan logis dan tidak
boleh bertindak berdasarkan emosi.
Panca Wiparyaya ( Wrspati Tattwa ) ; Lima macam corak kesalahan yang
diwarnai oleh motif keinginan masing-masing, yaitu :
- Tamah ; manusia yang hanya
mengharapkan kesukaan nyata.
- Moha ; manusia yang hanya
mengharapkan keasta-swaryan.
- Maha Moha ; manusia yang
mengharapkan kesukaan sekala niskala.
- Tasmisra ; manusia yang
mengharapkan kesukaan kemudian
- Andatamisra ; menangisi apa-apa
yang telah hilang.
Panca Wali Krama ; salah satu jenis Caru / Bhuta Yadnya. Pecaruan ini
dilaksanakan bila telah 5 kali berturut-turut melakukan salah satu peri
pecaruan, seperti ; a. Panca Kelud, b. Panca Sanak, c. Panca Sata, d. Resi
Gana, e. Tawur Agung.
Hewan yang dipergunakan sama dengan waktu Rsi Gana titambah
5 ekor kerbau, yang warna bulunya Merah, Putih, Kuning, Hitam dan yang seekor
lagi warnanya lain dari yang empat tadi. Upacara ini dipuput oleh 5 orang
Pendeta dan seorang Sengguhu dan memakai bangunan Sanggar Tawang 5 buah.
Panca Wretaya ; Lima macam keburukan, seperti :
- Awidya ; kebodohan
- Asmita ; perasaan bahwa semua
ada dan ingin merasakan segala yang ada sehingga bisa disebut Moha.
- Raga ; keinginan yang biasanya
tak pernah hentinya, selalu ingin ini itu.
- Dwesa ; hawa nafsu yang
demikian meluap sehingga tanpa disadari kita digiring kelembah neraka.
- Abhiniwesa ; takut kehilangan
apa-apa yang telah dimilikinya, seperti kesaktian dan lain sebagainya.
Panca Wara; Pekan yang terdiri dari lima hari, yaitu Umanis, Paing, Pon, Wage,
Kliwon.
Panca Yadnya; Lima macam korban suci, yaitu :
- Dewa Yadnya; Korban suci kepada
Sang Hyang Widhi,
- Pitra Yadnya ; Korbang suci
kepada para leluhur,
- Rsi Yadnya ; Korban suci kepada
para rsi dengan mengamalkanilmu pengetahuan yang diberikannya
- Manusa Yadnya ; Korban suci
yang dilakukan kepada manusia, seperti ngotonin, potong gigi dan
sebagainya
- Bhuta Yadnya ; Korban suci
terhadap mahluk rendahan, seperti ngejot selesai memasak, mecaru dan lain
sebagainya.
Panca Yama Brata ; Lima macam pengendalian diri ,
yaitu :
- Ahimsa ; tidak membunuh / welas
asih
- Brahmacari ; Tidak kawin selama
hidupnya / belajar ilmu kesucian
- Satyam ; Kejujuran / tidak
berbohong
- Asteya ; Tidak mencuri / tidak
mengambil barang orang tanpa persetujuan yang punya.
- Aparigraha ; Tidak menerima
barang haram.