Senin, 14 September 2015

TRI DALAM AGAMA HINDU



Tri Sadhaka ; Tiga macam pandita dalam agama hindu  :
-         Pandita Siwa
-         Pandita Bhuda
-         Pandita Bhujangga

Tri Aksara ; Huruf suci Agama Hindu, masing-masing berbunyi, Ang : Brahma, Ung : Wisnu, Mang : Ciwa.

Tri Agni : Tiga macam api ditinjau dari fungsinya, yaitu :
  • Ahawaniyagni : Api untuk memasak di dapur.
  • Grahaspatyagni : Api yang dipergunakan upacara perkawinan sebagai saksi.
  • Citagni atau Daksinagni : Api yang dipergunakan untuk membakar mayat.
 
Tri Antah Karana ; Tiga unsur penyebab yang mempengaruhi diri kita, yaitu, Manas : Alam pikiran, Budhi : Kebijaksanaan, Ahangkara : Keangkuhan atau egois.

Tri Antah Karana ; Ada tiga sumber yang ada dalam dimana Brahma atau Tuhan menciptakan:
  • Tri pramana : Bayu, Sabda, Idep, 
  • Tri Purush : Parama Ciwa, Sada Ciwa, Ciwa, 
  • Tri antah Karana : Manah, Budhi, Ahangkara, 
  • Tri Guna : Sattwam, Rajah, Tamah, 
  • Sanghyang Tri Windu : Sakala, Niskala, Suniata, 
  • Sanghyang Dapur Tiga : Surya, Candra Lintang, Tranggana.
Tri Bhoga ; Tiga macam kebutuhan hidup, yaitu : 
  • Bhoga : Pemenuhan kebutuhan makan dan minum.
  • Upa Bhoga : Pemenuhan akan kebutuhan sandang (pakaian).
  • Pari Bhoga : Pemenuhan akan kebutuhan rumah tangga dan perabot-perabotannya.
Tri Capala : Tiga macam kedurhakaan, seperti :
  • Wak Capala : Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan kata-kata, seperti memaki, mencaci dan sebagainya.
  • Hasta Capala : Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan tangan, misalnya memukul, menampar dan lain sebagainya.
  • Pada Capala : Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan kaki, misalnya menyepak, menendang, nanjung aji batis, dan sebagainya.
Tri Danti : Tiga pengekangan diri.
  • Manah : Pikiran harus dikendalikan agar tidak menyimpang dari Dharma.
  • Wak : Kata-kata hendaknya selalu sopan santun dan berlandaskan kebenaran.
  • Kaya : Perbuatan. Segala tindak tanduk menyenangkan orang lain, karena bersumber pada hukum dan atauran Negara maupun Agama Hindu.
Tri Datu Catur : Jalinan benang tiga warna, merah, putih, hitam dipergunakan untuk mengikat daun dadap, ujung pohon dadap, padang lepas masing-masing 3 buah yang terdapat di amel-amel, yaitu bagian dari upakara Byakaonan.

Trayo Dasa Saksi : Ada tiga belas saksi yang mengikuti segala gerak langkah kita, sehingga tidak mudah untuk berbohong terhadap Sang Hyang Widhi, yaitu :
  • Aditya : Surya (matahari)
  • Candra : Sasi (bulan)
  • Anila : Bayu (angin)
  • Agni : Api
  • Pretiwi : Tanah
  • Apah : Toya (air)
  • Akasa : Langit
  • Atma : Sang Hyang Dharma
  • Yama : Sabda (suara)
  • Ahas : Rahina (siang)
  • Ratri : Wengi (malam)
  • Sandhya : Senja (sore)
  • Dwaya : Semeng (pagi)

Tri Guru  : Tiga guru. Dalam hal ini dimaksudkan ada tiga komponen selaku pendidik, yaitu :
  • Guru Rupaka : Orang tua (ayah dan ibu).
  • Guru Pengajian : Para pendidik atau guru disekolah.
  • Guru Wisesa : Pemerintah.
 Tri Guna : Tiga dasar sifat manusia, ialah :
  • Sattwam : Adil dan bijaksana.
  • Rajah : Aktif dan dinamis.
  • Tamah : Malas dan lamban.
 Tri Hita Karana : Tiga sumber yang mendatangkan keselamatan atau kebaikan, yaitu :
  • Parahyangan : Tempat Suci.
  • Palemahan : Wilayah.
  • Pawongan : Penduduk.
Tri Kaya Parisudha : Tiga gerak atau perbuatan yang suci, ialah :
  • Manacika : Pikiran suci.
  • Wacika : Kata-kata benar.
  • Kayika : Perbuatan yang baik dan terpuji.
Tri Kahyangan : Tiga tempat suci. Di masing-masing desa umat Hindu di Bali terdapat Tri Kahyangan, yaitu :
  • Pura Puseh : Tempat memuja Batara Wisnu, manifestasi Ida Sanghyang Widhi sebagai pemelihara (sthiti).
  • Pura Desa atau Bale Agung : Tempat memuja Batara Brahma, manifestasi Ida Sanghyang Widhi, sebagai pencipta (Utpati).
  • Pura Dalem : Tempat memuja Batara Ciwa sebagai pelebur (pralina)
Tri Kona : Lukisan segitiga, lambang siklus Utpani, Sthtiti, Pralina.
Tri Loka : Tiga lapis alam, yaitu :
  • Bhurh Loka : Alam manusia.
  • Bhwah Loka : Alam pitara.
  • Swah Loka : Alam Dewa-dewa. 
Tri Murti : Tiga perwujudan atau kekuatan merupakan manifestasi Ida Sanghyang Widhi, yaitu :
  • Brahma : Pencipta.
  • Wisnu : Pemelihara
  • Ciwa : Pelebur atau Pemrelina.
Tri Mala Paksa : Tiga hal yang tercela, yaitu : Pikiran kotor, Kata-kata buruk dan Perbuatan jahat.
Tri Mandala : Tiga wilayah. Bila dalam kaitannya dengan pekarangan perumahan dibagi tiga wilayah, yaitu :
  • Utama Mandala : Di wilayah ini dibangun bangunan suci, misalnya Pamerajan, Sanggah.
  • Madya Mandala : Di wilayah ini sebagai tempat penghuni keluarga.
  • Nista Mandala : Di wilayah ini dibangun kandang ternak dan lain-lain.
Tri Nayaka : Tiga jenis olahan pelengkap upakara Caru, yaitu :
  • Sate Lembat : bahannya daging, kelapa diparut diisi bumbu lalu dipanggang.
  • Sate Asem : bahannya isi perut ayam (bahan) yang digunakan, setelah dipotong-potong lalu ditusuk kemudian digoreng.
  • Calon : dibuat daging hewan yang digunakan Caru setelah dilumatkan kemudian diisi bumbu, dibuat bulat-bulat seperti kelereng lalu digoreng.
Tri Nadi : Tiga saluran yang terdapat pada tubuh kita, yaitu : Saluran makanan, Saluran Nafas dan Saluran air.

Tri Semaya : Tiga kurun waktu yang biasa dipergunakan untuk menilai keadaan atau situasi sehingga tercapai suatu kesimpulan, yaitu :
  • Atita : Kurun waktu yang lampau.
  • Anagata : Kurun waktu yang akan datang.
  • Warthamana : Kurun waktu yang sekarang. 
Tri Parartha : Tiga tata cara dalam mencapai tujuan hidup, terutama Tri Bhoga, agar mendapat restu dari Tuhan, yaitu :
  • Asih : Sayang sesama hidup seperti menyayangi diri sendiri.
  • Punia : Memberikan dana dengan tulus ikhlas kepada orang lain yang memerlukan.
  • Bhakti : Cinta kasih dan sujud bakti kepada Ida Sanghyang Widhi dengan melakukan sembahyang.
Tri Pramana : Tiga cara memperoleh pengetahuan, antara lain :
  • Agama Pramana : Percaya berdasarkan keterangan orang-orang suci.
  • Anumana Pramana : Percaya dengan menarik kesimpulan dari adanya tanda-tanda.
  • Pratyaksa Pramana : Percaya berdasarkan kenyataan.
Tri Pramana : Tiga ukuran atau pedoman untuk memberikan penilaian keserasian, yaitu : Desa, Kala dan Patra.

Tri Pramana : Tiga tenaga atau kekuatan :
  • Bayu : Tenaga, kekuatan yang dimiliki tumbuh-tumbuhan.
  • Sabda : Suara, Bayu dan Sabda dimiliki oleh binatang.
  • Idep : Pikiran, Bayu, Sabda dan Idep dimiliki oleh manusia.
Tri Pramana : Tiga ukuran atau perhitungan atau persyaratan, untuk menangani suatu masalah, yaitu :
  • Bukti : Berupa barang yang dapat dilihat.
  • Saksi : Orang melihat secara langsung.
  • Likhita : Berupa transaksi.
Tri Purusa : Ida Sanghyang Widhi dalam 3 keadaan dan dalam masing-masing keadaan Beliau mempunyai nama, yaitu :
  • Parama Ciwa : Ida Sanghyang Widhi dalam keadaan tenang tanpa aktivitas, tidak kena pengaruh maya.
  • Sada Ciwa : Ida Sanghyang Widhi mulai berfungsi, sehingga kena imbas maya, tetapi masih suci murni.
  • Ciwa : Ida Sanghyang Widhi lebih aktif lagi, sehingga lebih banyak kena dipengaruhi maya dan kena pengaruh lupa.
Tri Purusha Artha : Tiga unsur yang amat penting yang harus dimiliki setiap orang sebagai landasan mencapai tujuan hidup, yaitu :
  • Dharma : Ilmu kesucian.
  • Artha : Harta benda atau kekayaan.
  • Kama : Kesenangan.
Tri Rna : Tiga jenis hutang, menurut kepercayaan, manusia lahir mempunyai hutang terhadap :
  • Dewa Rna : Hutang jiwa terhadap Ida Sanghyang Widhi.
  • Pitra Rna : Hutang jasa kepada leluhur.
  • Rsi Rna : Hutang Ilmu Pengetahuan kepada para Rsi atau pendidik.
Tri Sakti : Tiga kekuatan Tuhan, yaitu :
  • Utpati : Kekuatan Tuhan menciptakan segala isi alam baik yang nyata maupun tak nyata.
  • Sthiti : Kekuatan Tuhan memelihara semua ciptaan-Nya.
  • Pralina : Kekuatan Tuhan melebur atau memusnahkan semua ciptaan-Nya.
Tri Sandhya : Sembahyang Tiga Kali dalam sehari, yaitu : Pagi waktu matahari baru terbit, Tengah hari waktu matahari tepat diatas kepala dan Senja hari waktu matahari menjelang terbenam.

Tri Sula : Nama senjata yang mempunyai tiga sudut, dan di masing-masing ujungnya ada bagian yang runcing, dimiliki Batara Sambhu yang menjaga alam Timur Laut. 

Tri Sadaka : Tiga Pandita, yang berasal dari tiga golongan atau warna, yaitu :
  • Pandita Ciwa
  • Pandita Budha
  • Pandita Sengguhu atau Bujangga Wesnawa. 
Tri Pitaka : Nama kitab Suci agama Budha, ditulis dalam jaman Asoka, kira-kira 2500 tahun yang lalu.

Tri Ratna : Tiga lembaga utama, dalam ilmu Negara Hindu, yaitu :
  • Sapta Prabhu : Badan Legislatif.
  • Sapta Mantri : Badan Eksekutif.
  • Sapta Upati : Badan Yudikatif.

Tri Tunggal : Tiga buah huruf Suci merupakan perlambang, terdiri dari : A-U-M, kemudian dipadukan menjadi : AUM diucapkan OM yang mengandung arti Tuhan Yang Maha Esa.
  • A : Mengiaskan materi asli atau Prekrti.
  • AU : Mengiaskan jiwa individual
  • AUM (OM) : Mengiaskan Diri Tertinggi yaitu Brahman.
Trijata : Putri sang Wibisana yang mengawal Dewi Sita waktu berada di Alengka. Trijata juga merupakan semacam tumbuh-tumbuhan.

Tri Wikrama : Wisnu sebagai penguasa tiga dunia.

Tri Dhrti : Tiga macam ketetapan, dalam melatih Yoga melalui :
  • Sattwika Dhrti : Orang dapat menguasai budhi, nafas vital, fungsi alat-alat pengamatan dan aksi. Dhrti itu tak pernah menyimpang dari obyeknya.
  • Rajasa Dhrti : Adalah yang membantu seseorang untuk mencapai Dharma, Artha dan Kama, yaitu pemuasan keinginan dan kekayaan.
  • Tamasa Dhrti : Adalah yang mengantar pada impian, ketakutan, kesedihan, perasaan kegagalan dan kemabukan.
Tri Jata ; Lahir tiga kali, yaitu :
  • Ekajati : Lahirnya seseorang dari rahim sang ibu (walaka) yang dianggap sama dengan Sudra.
  • Dwijati : Seorang Walaka yang sudah diupacarai yang disebut Upayana, lalu ia dikenal sebagai Brahmacari. Setelah memenuhi syarat lagi diberi upacara Samawartana.
  • Trijati : Orang yang sudah didiksa, setelah melaksanakan Nirwrti Marga atau Prawrti Marga, agar Diksa menjadi sempurna. Gelas yang diperoleh ialah Krtta Diksita.
Tri Upaya Sandhi : Seorang raja harus memiliki 3 upaya untuk menghubungkan dirinya dengan rakyat, yaitu :
  • Rupa : Seorang raja harus mengamati wajah rakyatnya, karena roman muka dapat menggambarkan keadaan batin, apakah ia sedang bahagia atau sedang kesusahan.
  • Wangsa : Raja harus mengetahui susunan masyarakatnya (stratifikasi sosial) karena hal tersebut akan memudahkan dirinya menentukan sistem pendekatan kepada rakyatnya.
  • Guna : Raja harus mengetahui tingkat pengetahuan dan ketrampilan (akal) anggota masyarakatnya.
Tri Sakti : Ada tiga sifat dari Tri Sakti, masing-masing sebagai berikut :
  • Sakti Dharma : ialah yang ditimbulkan guna Sattwam, berupa ketenangan, kesabaran, keadilan dan memiliki perikemanusiaan.
  • Sakti Kama : ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Rajas, berupa geraj lincah penuh emosi dan dapat mengantar orang ke puncak kesuksesan.
  • Sakti Artha : ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Tamas, berupa gerak lamban, malas ingin enaknya saja.

Tri Sinangguh Tua : Ada tiga anggapan sebagai orang yang dituakan, yaitu : Tua dari segi hubungan keluarga, Tua dari segi umur, dan Tua karena pengetahuan dan kedudukan.

Tri Sadana : Ada tiga macam pemberian pertolongan, yaitu :
  • Artha Dana : pemberian berupa material.
  • Brahma Dana : Pemberian berupa pengetahuan, seperti nasihat-nasihat.
  • Bayu Dana : pemberian bantuan berupa tenaga.
Tri Mala : Tiga hal yang dianggap kurang baik, yaitu :
  • Kayangan : Tidak percaya dengan orang kerawuhan (kesurupan).
  • Ketayan : Tidak percaya, selain yang di ketahui. Bahasa Bali : Mula keto, suba nami (memang begitu, sudah merupakan warisan).
  • Kemayan : Tidak percaya dengan impian.
Tri Mala : Tiga hal yang dianggap kurang baik, karena menimbulkan penderitaan, yaitu :
  • Artha : Harta benda atau materi juga bisa menimbulkan penderitaan.
  • Kama : Kesenangan yang berlebihan juga bisa menimbulkan penderitaan.
  • Sabda : Kata-katapun bila kurang dikendalikan bisa juga menimbulkan penderitaan.
Dewi Tri Purusa : Ada tiga sumber sakti yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi yang menguasai dan mengatur :
  • Dewi Saraswati yang menguasai dan mengatur Ilmu Pengetahuan untuk pemenuhan jiwa.
  • Bhatari Sri yang menguasai dan mengatur sandang dan pangan untuk pemenuhan jasmani atau fisik.
  • Bhatari Sadhana yang menguasai dan mengatur sandang, papan untuk pemenuhan jasmani.
Tri Kaya Paramatha : Ada tiga kekuatan untuk mengalahkan Sadripu (Sadwarga) yaitu :Kayika : Perbuatan yang baik atau terpuji.
  • Manacika : Pikiran suci
  • Wacika : Kata-kata yang benar.
Tri Sarira : Ada tiga badan yang dianggap orang tua atau ayah yaitu :
  • Carirakrt : Yang mengadakan.
  • Pranadata : Yang memberi jiwa
  • Annadata : Yang memberi makan minum (memelihara)
Tri Hetu : Tiga penyebab. Segala sesuatu yang kita kenal melalui indriya selalu berdasarkan atas sebab-sebab (hetu-hetu) yaitu :
  • Upadana-Karana : Adalah sebab-sebab material, misalnya ; sebab ada kain ialah disebabkan ada benang, benang disebabkan adanya kapas, dan seterusnya, hingga sampai pada penyebab utama adalah Tuhan.
  • Asamavayi-Karana : Adanya sebab formil, misalnya, sebabnya ada kain ialah benang-benang, benang disebabkan adanya pintalan kapas dan seterusnya hingga timbullah kesimpulan (anumana) adanya Tuhan.
Tri Manggala Yadnya : Ada tiga komponen penting yang menentukan sukses tidaknya suatu yadnya, yaitu :
  • Sadaka : Pendeta atau Pemangku yang akan memimpin atau melaksanakan upacara.
  • Mancagra : Srati yang membuat banten upacara.
  • Yajamana : Yang memiliki yadnya.
Tri Wara : Hari pasaran terdiri dari tiga hari, yaitu :
  • Pasah : Dora. Dewanya Sanghyang Cika, Urip / neptu (9).
  • Beteng : Wahya. Dewanya Sanghyang Wacika, Urip / neptu (4)
  • Kajeng : Biyantara. Dewanya Sanghyang Manacika, Urip / neptu (7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar