KESURUPAN
Kesurupan
adalah suatu peristiwa dimana hilangnya
kesadaran manusia atas kontrol badan jasmaninya. Kesurupan tersebut bisa timbul
karena kondisi jiwa yang tertekan (beban berat/depresi) yang tak bisa terpikulkan, bisa
juga karena faktor-faktor gaib yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata
semata. Hal mana menyebabkan pikirannya menjadi tidak seimbang dan bahkan
kosong sama sekali untuk kurun waktu tertentu. Pada posisi seperti ini,
masuklah roh halus merangsuki pikirannya (bisa roh halus yang bersifat baik
maupun yang bersifat jahat). Roh itu bisa berupa roh yang baik seperti : roh
manusia sakti (yang telah meninggal), leluhur, atau para Dewa, bisa juga roh
yang jahat seperti jin, setan,memedi,tonyo, gendoruwo dan lain sebagainya.
Datangnya atau masuknya roh halus ke dalam pikiran manusia bisa tanpa diundang
dan bisa juga karena diundang. Sengaja mengundang masuknya roh halus lewat
doa-doa, nyanyian serta ritual-ritual tertentu dan kemudian menyebabkan orang
menjadi kesurupan sudah menjadi tradisi dalam masyarakat kita. Tradisi ini bisa
kita lihat misalnya pada tarian Debus di Jawa Barat, Tarian Gandrung di
Banyuwangi, Tarian Bambu Gila di Maluku, Tarian Sanghyang Jaran serta sang hyang lainnya bahkan balian ketakson di Balipun
menggunakan kekuatan roh-roh suci untuk menyampaikan pesan kepada mereka yang
membutuhkan bantuan petunjuknya, dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya.
Prilaku orang yang kesurupan biasanya aneh, tidak seperti prilaku dia biasanya,
kata-kata serta tingkah lakunya mengikuti kehendak roh yang merangsukinya. Ada
yang tiba-tiba mengamuk dan berteriak-teriak, ada yang
badannya berguncang, ada yang berperilaku seperti anak-anak, ada yang
pembawaannya tenang, ada yang mendadak pintar dan sebagainya.
Menurut pendapat para pakar spiritual, kesurupan itu adalah suatu tanda akan adanya pesan yang
ingin disampaikan oleh roh yang merangsuki orang tersebut kepada orang lainnya serta lingkungan sekitarnya. Maka dari itu
diperlukan orang tertentu yang bisa mengkomunikasikan serta menterjemahkan
pesan apa yang ingin disampaikannya (menurut tradisi di Bali disebut sebagai
Juru Natakin Baos).
KESURUPAN
MASAL
Kesurupan masal adalah peristiwa kesurupan yang melibatkan lebih dari satu
orang dan bahkan bisa banyak orang dalam suatu tempat dan dalam waktu yang
(hampir) bersamaan. Umumnya peristiwa kesurupan masal ini mulai dari satu orang
kemudian menular pada orang lain dan menular lagi kepada
orang-orang lain yang berdekatan.
Peristiwa kesurupan masal ini biasanya
menimpa mereka yang berada dalam satu level tertentu, misalnya antar siswa dalam satu kelompok tertentu, tidak
akan menular kepada gurunya (Karen levelnya berbeda), atau sering kita lihat
juga di tempat-tempat suci pura misalnya, dalam
pertunjukan tari calonarang juga sering disertai kesurupan masal, di mana para pemedek/pengiring dalam suatu kelompok tari terkena peristiwa kesurupan masal tetapi
tidak menular pada orang-orang suci (pemangku ataupun pendeta) yang ada di
tempat itu. Belakangan ini peristiwa kesurupan banyak kita dengar terjadi tidak
hanya di tempat-tempat
suci tetapi juga di sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik dan tempat-tempat umum
lainnya.
BAGAIMANA
CARANYA MENGATASI KESURUPAN MASAL
Lebih mudahnya sebenarnya meminta bantuan kepada orang suci (orang pintar) yang
telah mempunyai pengalaman menangani peristiwa gaib seperti ini. Tetapi apabila
tidak bisa mendapatkan orang pintar karena sesuatu dan lain hal,tetaplah tanang
dan jangan panik. Panggil dan tunjuklah orang yang paling dituakan di tempat
itu untuk mencoba berkomuniksasi dengan roh yang merangsuki orang-orang
tersebut(pilih yang terkena kesurupan pertama) agar dapat diketahui apa yang
mau disampaikannya. Setelah itu untuk menyadarkannya, berdoalah dan mohonkan
tirta pada tempat suci terdekat dari lingkungan itu lalu dipercikkan kepada mereka yang
terkena kesurupan. Biasanya setelah itu mereka akan siuman dan kembali kepada
kondisi kesadaran semula.
Bila dengan ritual itu mereka belum sadar, maka cobalah untuk mendapatkan
setangkai daun kelor atau bisa juga daun pulai lalu ditambah seikat daun
ilalang (11 helai) , lalu dipukulkan berkali-kali pada tengkuk serta punggung
mereka yang terkena kesurupan. Ingat berdoa dulu sebelum melakukannya .Jika
anda tidak bisa doa atau mantram khusus untuk ritual ini, maka Gayatri Mantram
( Mantram Tri Sandya bait pertama) bisa dipergunakan sebanyak 3 atau 5 atau 7
atau 9 atau 11(dalam jumlah ganjil). Untuk mengingatkan saja, berikut ini
adalah Mantram Gayatri yang dimaksud (bila diucapkan 3x) :
OM OM OM BHUR BHUWAH SWAH
TATSAWITUR WARENYAM
BHARGO DEWASYA DIMAHI
OM
SHANTIH SHANTIH SHANTIH OM
CATATAN :
untuk yang pertama didahului oleh kata OM 3x, selanjutnya OM 1x (saja), dan
terakhir ditutup dengan OM SHANTIH SHANTIH SHANTIH OM.
Bila sudah mencapai titik kesadaran, untuk menyempurnakannya berikanlah kepada
mereka untuk meminum air kelapa muda gading (bungkak nyuh gading) untuk
menenangkan jiwa raganya yang telah diguncang oleh peristiwa gaib tersebut.
Seperti biasanya diawali dulu dengan doa. Sebagai referensi saja mantram
berikut ini bisa dipergunakan (sebelum air kelapa tersebut diminum) :
OM GURU TAYA GURU SUKSMA
AMERSIHI JADMA MANUSA
NIR PAPA NIR ROGHA NIR JYOTI
GURU SEKALA NISKALA DADI
LILA ARAWANA.
INI
KESURUPAN BENAR APA TIDAK ?
Di balik peristiwa kesurupan tersebut kadang-kadang masih sering kita dengar
suara sumbang yang meragukan, apakah ini benar-benar kesurupan atau cuma
bikin-bikinan. Hal ini bisa terjadi karena konon ada beberapa orang atau
kelompok orang yang sengaja berpura-pura kesurupan dengan tujuan atau
maksud-maksud tertentu sehingga sering orang menaruh kecurigaan akan peristiwa
gaib atau seakan-akan gaib ini.
Biasanya orang yang kesurupan , karena faktor
kekuatan roh yang
merangsukinya, dia bersifat kebal pukulan, kebal senjata, tajam, bahkan
terhadap bara api. Untuk mengetahui keberadaannya, bila ada keraguan, maka kita
bisa melakukan test (pinton) terhadap orang yang kesurupan dengan cara membakar
kulitnya dengan nyala korek api, membasuhnya dengan air,
menggosoknya dengan debu. (bisa juga
dengan sebatang dupa menyala atau
mencubit kulitnya keras-keras). Bila dia tidak bergeming, maka
dapat dipastikan dia benar-benar kesurupan, tetapi bila dia merasa kesakitan
jelaslah dia sedang berbohong. Untuk menghindari hal-hal yang berbau
kriminalisme, maka tidak dianjurkan melakukan test dengan memukul keras-keras
apalagi dengan menggunakan senjata tajam atau jangan juga dengan
menggunakan api yang sedang membara. Ingat dan hati-hati, jangan sampai proses
pinton ini melanggar ketentuan HAM (hak asasi manusia). Untuk menjaga agar mereka yang sedang mengalami kesurupan tersebut
tidak merasa/mendapat cemohan dari masyarakat sekitarnya perlu hendaknya
kepastian tadi dijalankan dengan batas-batas kewajaran, sehingga dapat
memberikan keyakinan pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar