Senin, 11 April 2016

KESURUPAN/KERAUHAN



KESURUPAN

            Kesurupan adalah suatu peristiwa dimana hilangnya kesadaran manusia atas kontrol badan jasmaninya. Kesurupan tersebut bisa timbul karena kondisi jiwa yang tertekan (beban berat/depresi) yang tak bisa terpikulkan, bisa juga karena faktor-faktor gaib yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata semata. Hal mana menyebabkan pikirannya menjadi tidak seimbang dan bahkan kosong sama sekali untuk kurun waktu tertentu. Pada posisi seperti ini, masuklah roh halus merangsuki pikirannya (bisa roh halus yang bersifat baik maupun yang bersifat jahat). Roh itu bisa berupa roh yang baik seperti : roh manusia sakti (yang telah meninggal), leluhur, atau para Dewa, bisa juga roh yang jahat seperti jin, setan,memedi,tonyo, gendoruwo dan lain sebagainya.

            Datangnya atau masuknya roh halus ke dalam pikiran manusia bisa tanpa diundang dan bisa juga karena diundang. Sengaja mengundang masuknya roh halus lewat doa-doa, nyanyian serta ritual-ritual tertentu dan kemudian menyebabkan orang menjadi kesurupan sudah menjadi tradisi dalam masyarakat kita. Tradisi ini bisa kita lihat misalnya pada tarian Debus di Jawa Barat, Tarian Gandrung di Banyuwangi, Tarian Bambu Gila di Maluku, Tarian Sanghyang Jaran serta sang hyang lainnya bahkan balian ketakson  di Balipun menggunakan kekuatan roh-roh suci untuk menyampaikan pesan kepada mereka yang membutuhkan bantuan petunjuknya, dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya.

            Prilaku orang yang kesurupan biasanya aneh, tidak seperti prilaku dia biasanya, kata-kata serta tingkah lakunya mengikuti kehendak roh yang merangsukinya. Ada yang tiba-tiba mengamuk dan berteriak-teriak, ada yang badannya berguncang, ada yang berperilaku seperti anak-anak, ada yang pembawaannya tenang, ada yang mendadak pintar dan sebagainya.

            Menurut pendapat para pakar spiritual, kesurupan itu adalah suatu tanda akan adanya pesan yang ingin disampaikan oleh roh yang merangsuki orang tersebut kepada orang lainnya serta  lingkungan sekitarnya. Maka dari itu diperlukan orang tertentu yang bisa mengkomunikasikan serta menterjemahkan pesan apa yang ingin disampaikannya (menurut tradisi di Bali disebut sebagai Juru Natakin Baos).

KESURUPAN MASAL
            Kesurupan masal adalah peristiwa kesurupan yang melibatkan lebih dari satu orang dan bahkan bisa banyak orang dalam suatu tempat dan dalam waktu yang (hampir) bersamaan. Umumnya peristiwa kesurupan masal ini mulai dari satu orang kemudian menular pada orang lain dan menular lagi kepada orang-orang lain yang berdekatan.

            Peristiwa kesurupan masal ini biasanya menimpa mereka yang berada dalam satu level tertentu, misalnya antar siswa dalam satu kelompok tertentu, tidak akan menular kepada gurunya (Karen levelnya berbeda), atau sering kita lihat juga di tempat-tempat suci pura misalnya, dalam pertunjukan tari calonarang juga sering disertai kesurupan masal, di mana para pemedek/pengiring  dalam suatu kelompok tari terkena peristiwa kesurupan masal tetapi tidak menular pada orang-orang suci (pemangku ataupun pendeta) yang ada di tempat itu. Belakangan ini peristiwa kesurupan banyak kita dengar terjadi tidak hanya di tempat-tempat suci tetapi juga di sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik dan tempat-tempat umum lainnya.

BAGAIMANA CARANYA MENGATASI KESURUPAN MASAL
            Lebih mudahnya sebenarnya meminta bantuan kepada orang suci (orang pintar) yang telah mempunyai pengalaman menangani peristiwa gaib seperti ini. Tetapi apabila tidak bisa mendapatkan orang pintar karena sesuatu dan lain hal,tetaplah tanang dan jangan panik. Panggil dan tunjuklah orang yang paling dituakan di tempat itu untuk mencoba berkomuniksasi dengan roh yang merangsuki orang-orang tersebut(pilih yang terkena kesurupan pertama) agar dapat diketahui apa yang mau disampaikannya. Setelah itu untuk menyadarkannya, berdoalah dan mohonkan tirta pada tempat suci terdekat dari lingkungan itu lalu dipercikkan kepada mereka yang terkena kesurupan. Biasanya setelah itu mereka akan siuman dan kembali kepada kondisi kesadaran semula.

            Bila dengan ritual itu mereka belum sadar, maka cobalah untuk mendapatkan setangkai daun kelor atau bisa juga daun pulai lalu ditambah seikat daun ilalang (11 helai) , lalu dipukulkan berkali-kali pada tengkuk serta punggung mereka yang terkena kesurupan. Ingat berdoa dulu sebelum melakukannya .Jika anda tidak bisa doa atau mantram khusus untuk ritual ini, maka Gayatri Mantram ( Mantram Tri Sandya bait pertama) bisa dipergunakan sebanyak 3 atau 5 atau 7 atau 9 atau 11(dalam jumlah ganjil). Untuk mengingatkan saja, berikut ini adalah Mantram Gayatri yang dimaksud (bila diucapkan 3x) :

     OM OM OM    BHUR BHUWAH SWAH
                               TATSAWITUR WARENYAM
                               BHARGO DEWASYA DIMAHI
   OM                  SHANTIH SHANTIH SHANTIH OM

CATATAN : untuk yang pertama didahului oleh kata OM 3x, selanjutnya OM 1x (saja), dan terakhir ditutup dengan OM SHANTIH SHANTIH SHANTIH OM.

            Bila sudah mencapai titik kesadaran, untuk menyempurnakannya berikanlah kepada mereka untuk meminum air kelapa muda gading (bungkak nyuh gading) untuk menenangkan jiwa raganya yang telah diguncang oleh peristiwa gaib tersebut. Seperti biasanya diawali dulu dengan doa. Sebagai referensi saja mantram berikut ini bisa dipergunakan (sebelum air kelapa tersebut diminum) :

     OM   GURU TAYA GURU SUKSMA
              AMERSIHI JADMA MANUSA
              NIR PAPA NIR ROGHA NIR JYOTI
              GURU SEKALA NISKALA DADI
              LILA ARAWANA.


INI KESURUPAN BENAR APA TIDAK ?
            Di balik peristiwa kesurupan tersebut kadang-kadang masih sering kita dengar suara sumbang yang meragukan, apakah ini benar-benar kesurupan atau cuma bikin-bikinan. Hal ini bisa terjadi karena konon ada beberapa orang atau kelompok orang yang sengaja berpura-pura kesurupan dengan tujuan atau maksud-maksud tertentu sehingga sering orang menaruh kecurigaan akan peristiwa gaib atau seakan-akan gaib ini.

         Biasanya orang yang kesurupan , karena faktor kekuatan roh yang merangsukinya, dia bersifat kebal pukulan, kebal senjata, tajam, bahkan terhadap bara api. Untuk mengetahui keberadaannya, bila ada keraguan, maka kita bisa melakukan test (pinton) terhadap orang yang kesurupan dengan cara membakar kulitnya dengan nyala korek api, membasuhnya dengan air, menggosoknya dengan debu. (bisa juga dengan sebatang dupa menyala  atau mencubit kulitnya keras-keras). Bila dia tidak bergeming, maka dapat dipastikan dia benar-benar kesurupan, tetapi bila dia merasa kesakitan jelaslah dia sedang berbohong. Untuk menghindari hal-hal yang berbau kriminalisme, maka tidak dianjurkan melakukan test dengan memukul keras-keras apalagi dengan  menggunakan senjata tajam atau jangan juga dengan menggunakan api yang sedang membara. Ingat dan hati-hati, jangan sampai proses pinton ini melanggar ketentuan HAM (hak asasi manusia). Untuk menjaga agar mereka yang sedang mengalami kesurupan tersebut tidak merasa/mendapat cemohan dari masyarakat sekitarnya perlu hendaknya kepastian tadi dijalankan dengan batas-batas kewajaran, sehingga dapat memberikan keyakinan pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar