BEBAYUHAN MASSAL WETON UKU WAYANG
( BEBAYUHAN MPU/SAPU LEGER )
I.
PENDAHULUAN
Dalam mengimplementasikan ajaran agama umat hindu senantiasa
berlandaskan pada 3 (Tiga) kerangka Pokok dasar agama Hindu, mulai dari
memahami filosofis agama Tattwa, penunjukkan tingkah laku susila
serta melakukan pendekatan kehadapan Ida Hyang Widi Wasa dengan
melaksanakan Upacara agama dengan berbagai macam upakara agar terwujud suatu keharmonisan dan keselarasan.
Adapun upaya yang dilakukan umat untuk menjaga keselarasan/
keharmonisan adalah dengan jalan menjaga harmonisnya hubungan,
sesama umat, alam lingkungan serta dengan Ida Hyang Widi Wasa yang sesuai
dengan tri hita karana.
Upaya untuk mewujudkan keharmonisan selanjutnya dilakukan dengan
menata tata ruang mulai dari penataan tempat ibadah untuk melakukan pendekatan kehadapan
Ida Hyang Widhi Wasa (Parahyangan), mengatur tata letak tempat tinggal
(Pawongan) dan penataan telajakan (Palemahan) sebagai upaya untuk menciptakan
suasana hening, damai dan tenteram sehingga dapat memberikan fibrasi
positif pada umat dalam melaksanakan kewajiban berkaitan dengan swadharma agama
dan swadharma negara.
Kondisi tersebut semestinya dapat terwujud dengan baik, namun karena
adanya pengaruh Karmawasana hal ini mengakibatkan munculnya permasalahan yang
berkaitan dengan situasi ruang, waktu dan tempat.
Untuk menyikapi kondisi dimaksud, sebenarnya banyak cara yang dapat
dilakukan agar tercipta keselarasan hidup, mulai dengan melakukan Pengenalan
terhadap diri sendiri, melatih tingkat kepasrahan serta melakukan latihan Tapa,
Yoga dan Samadhi agar dapat lebih meyakini akan ke Maha KuasaanNYA. Namun dapat
juga dilakukan dengan melaksanakan Upacara Agama yang berlandaskan pada
Sastra Agama untuk mensinergikan sifat Satwam, Rajas dan Tamas pada diri
melalui Upacara Bebayuhan.
Sebagaimana dimaklumi upacara bebayuhan memiliki makna untuk
menetralisir berbagai pengaruh yang kurang baik pada diri manusia dan dalam
pelaksanaannya, upacara ini sering dikaitkan dengan waktu/hari kelahiran
seseorang.
Bayuh memiliki sepadan kata dayuh yang dalam bahasa Bali berarti sejuk
sehingga bayuh dimaksudkan untuk menyejukkan diri manusia dari hal-hal yang
bersifat kurang baik atau panas terkait dengan waktu kelahiran seseorang. Bayuh
juga dapat dipadankan dengan kata bayah yang mempunyai makna membayari segala
sesuatu yang dianggap kurang (kurang harmonis/kurang sehat dll) dalam meniti
kehidupan ini sehingga dengan jalan mebayuh dianggap dapat memberikan vibrasi
positif sehingga dapat merasakan nyaman, tenang dan damai.
Sedangkan kata ruwatan berasal dari kata ruwat yang berarti menyucikan.
Sehingga untuk upacara bebayuhan dilaksanakan juga penglukatan yang berfungsi
sebagai upaya pembersihan diri secara spiritual.
Dengan demikian pelaksanaan upacara bayuh atau ruwatan memiliki makna
penyucian atau pembersihan, terlebih bagi seseorang yang terlahir pada Wuku Wayang sering dianggap
sebagai anak Sukerta yang akan menjadi santapan Bhatara Kala dan untuk
menetralisir hal dimaksud, seseorang yang terlahir pada wuku Wayang harus
dilukat dengan Penglukatan/Bebayuhan Weton Sapu Leger.
Mengingat upacara ini jika dilaksanakan secara perorangan membutuhkan
sarana dan prasarana upacara yang agak besar, untuk memfasilitasi umat yang
belum dapat melaksanakan Upacara tersebut, maka Desa Pekraman Kubu berusaha
mewujudkan pelaksanaan upacara dimaksud.
II. DASAR PELAKSANAAN
:
1.
Merupakan
program kerja Desa Pekraman Kubu.
2.
Melaksanakan
hasil Keputusan rapat Krama Desa Adat
Kubu
III.
MAKSUD DAN
TUJUAN:
Adapun maksud dilakukan Upacara Bayuh Weton Sapu Leger adalah untuk membatu umat
sedharma yang belum mampu melaksanakan upacara secara perorangan.
Sedangkan
tujuannya
adalah memohon kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar peserta Upacara Bayuh
Weton Sapu Leger diberkati keselamatan, kesucian dan kebersihan hati.
IV.
PESERTA :
Adapun
peserta bayuh oton sapuh leger adalah sebanyak 90 (sembilan Puluh) orang
terdiri dari umat Hindu yang berasal dari wilayah Kabupaten Gianyar, dan Bangli.
V. WAKTU DAN TEMPAT
PELAKSANAAN:
Upacara
Bayuh Weton Sapu Leger dilaksanakan pada:
1.
Tanggal 13
September 2014 seluruh peserta Upacara Bayuh Weton Sapu Leger secara
bersama-sama mengikuti pelaksanaan upacara mulai pukul 10.00 Wita sampai
selesainya Upacara, dengan memakai pakaian adat madya yang sesuai dengan hari
lahirnya dan membawa busana pengganti berwarna putih kuning.
2. Bertempat di Balai
Masyarakat Desa Pekraman Kubu Bangli.
VI. TAPINI:
Sebagai Tapini adalah
Jro Mangku Gelgel Songan (Jr Mk Tukang)
VII. YADNYAMANA:
Sebagai Yadnyamana Bendesa
Desa Pekraman Kubu
VIII. PEMUPUT
Sebagai Pemuput dalam
pelaksanaan upacara ini :
1.
Ida Pedanda Putra Tanjung
2.
Jro Dalang Ida Bagus Nyoman Adnyana dan Jro Dalang I Ketut Teler
IX. PEMBIAYAAN:
Adapun besarnya biaya untuk
mendukung pelaksanaan Upacara ini adalah sebesar Rp. 20.000.000,- yang
bersumber dari yadnya peserta yang sifatnya tidak mengikat dan dana punia dari
umat sedharma.
X. PEMUPUT UPACARA:
Pemuput upacara
adalah Pandita yang memiliki kualifikasi sebagai berikut :
1.
Amengku
Dalang Brahmana ( Panditta sebagai Dalang yang disebut Ida Mpu Leger)
2.
Mampu
menguasai Tattwa atau Dharma Pewayangan
3.
Menguasai
beberapa mantram penglukatan seperti “ Agni Nglayang, Asta Pungku,
Dangacharya, Gemana, Siwa Gemana, Tirta
Gemana, Penglukatan Penyapuh Leger serta mantram penglukatan lainnya.
4.
Menguasai
gagelaran sebagai seorang Panditta ( Sulinggih sebagai Siwa, Sadda Siwa,
dan Parama Siwa )
XI.
SARANA
UPACARA:
Adapun
sarana upakara yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Upacara Bebayuhan
Weton Sapuh Leger adalah sebagai berikut;
- Ngadegang Sanggar Tutuan/Sanggar Tawang meuduh-uduh peji, kadali puspa ( biyu lalung ) metegul antuk benang tukelan medaging jinah 250 bidang munggah: Suci asoroh maulam bebek putih meguling, ajuman putih kuning maulam ayam putih siungan mapanggang.
- Ring Sor; Caru Manca sata saruntutan jangkep, inolah nganut urip, walulangnya malayang-layang jangkep nganut urip manca desa. Banten Penebasan sang Maweton: Ngadegang laapan mabucu telu munggah suci saruntutan asoroh maulam itik betutu, maarta 1700.
- Banten ring sornyane penek putih 5, ulamnya sata putih mepanggang winangun urip.
- Bebantenan ring arepan keliri: Sorohan bebangkit jangkep asoroh, banten nasi barak maulam ayam bihing mepanggang mapukang-pukang winangun urip, sampian antuk daun endong bang
- Gedebong biyu kayu ngatut buah, pusuh mategul benang tukelan jinah 250 bidang
- Ring lalujuh keliri kiwa tengen kategul antuk benang tukelan suang-suang majinah 250 bidang, katanjebin sanggah cucuk melamak gantung-gantungan, munggah tumpeng pada adanaan, kembang payas, lenga wangi, burat wangi, samanya sakabuatan.
- Suare kategul antuk benang tukelan medaging jinah 250 bidang.
- Banten Sang awayang: suci saruntutan asoroh maulam itik betutu, pulagembal, masekar taman, pajegan, canang pangkonan, santun sarwa 4, maarta 500, peras penyeneng, segeh agung utawi suci saruntutan asoroh maulam itik putih, peras ajuman, canang gantal medaging jinah krecen sepehe satus ( 1900 ) jinah bolong, sesantun gede soroh 4, medaging jinah 1132 bidang.
- Genah Tirta Sang Mpu Leger Sangku Sudhamala metatakan dulang medaging beras, benang, arta 225, medaging sekar 11 warna, mesamsam, wija kuning
- Tebasan Sungsang Sumbel 1 tanding: Tumpeng abungkul kaapit antuk ulam ayam 2, ulun ulam ayame asiki meajeng keluhur ( menghadap ke atas ), asiki ngasor ( menghadap ke bawah ) , meraka galahan, kacang komak mawadah tamas dados awadah.
- Tebasan Sapu Leger: Tumpeng abungkul matusuk antuk carang bingin, maulam ayam, majaja tabagan biyu galahan, lebeng matah, bantal galahan, rerasmen kacang komak, mejijih ketan injin, ketipat tulung, pisang payasan, peras lis mewadah ngiyu anyar, metaled kampil, metatakan beras, kacang komak matah, bantal matah, jaja matah, biyu matah, menyibakang genahnyane ring sane melakar lebeng, tekaning sungsang sumbele, kedenga-kedengi, seraka dadi angiyu, metangkeb saput poleng. Kedenga-kedengi = nasi mesuwer busung susunin tumpeng asiki, meraka jaja kukus ketan, jaja kukus injin 7 tanding dados adulang.
- Tebasan Tadah Kala: Nasi popolan mabucu telu mataled antuk don tunjung, matusuk bungan tunjung, matatakan saput poleng, sirah nasine mabucu telu madaging getih bawi, maulam urab barak, urab putih, kacang komak dados adulang. Tebasan kala melaradan: Nasi kuning mewadah takir, nasi warna maulam balung, taluh medadar buah bancangan, base gulungan mawadah sok, matanjeb busung 5 akatih, madaging tuak abotol, arak sarebad, berem beras, raka – raka galahan dados adulang
- Tebasan penulak bhaya = tumpeng asiki kacang-kacang, raka-raka galahan
- Tebasan Pangenteg bhayu = Tumpeng asiki, maiter antuk rerasmen, rujak atakir, raka-raka sajangkepnyane.
- Tebasan Pangalang Hati = Penek bolong, be hatin ayam, mawilahan ( jangkep ), durmanggala, prayascita, pageh tuwuh, bubuh plasa atakir, biaung buluh atakir, nasi mesisir atakir, nasi widia misi unti atakir
- Sesayut dirga yusa ring kamanusan = Nasi sasah mesuwer, maiter antuk penek papat, ulamnya betutu ayam, muncuk dadap, celekontong ( wakul
- saji alit antuk busung ) 4, kawangen 4 dagingin crawis.
- Daksina Panebusan Bhaya: madaging beras 8 patan, kelapa 8 bungkul, taluh 8 bungkul, gula 8 bungkul, madaging jinag 8100.
- SESAYUT PAWETON
a.
Sesayut
sang wetu Redite, SESAYUT SWETA KUSUMA: Sega meklopokan putih susunin iwak ayam
putih mapanggang mapukang-pukang dados 5 tur winangun urip, sambel lenga, sekar
putih kuning, penyeneng tehenan, sedah woh, kembang payas, tetebus petak
apasang, daksina asiki, segehan atuwunan, jinah 5555.
b.
Sesayut
sang wetu Soma, SESAYUT NILA KUSUMA JATI/CITA RENGGA: Sega meklopokan ireng
susunin iwak ayam ireng mapanggang mapukang-pukang dados 5 tur winangun urip,
dagingin sambel mica, ginten cemeng masriyokan lenga, sekar ireng/pelung,
penyeneng tehenan, sedah who, serojan, tetebus ireng apasang, daksina asiki,
segehan atuwunan, jinah 4444.
c.
Sesayut
sang wetu Anggara, SESAYUT JINGGA WATI KUSUMA /CARU KUSUMA: Sega kuning kurenan
meklopokan susunin iwak ayam klawu kuning mapanggang mapukang-pukang dados 5
tur winangun urip, dagingin saur sambel cabe, masriyokan lenga, sekar
kuranta/jingga, penyeneng tehenan, sedah woh, tetebus kuranta apasang, daksina
asiki, segehan atuwunan, jinah 3333.
d.
Sesayut
sang wetu Buda, SESAYUT PITA KUSUMA JATI /PURNA SUKA: Sega kuning mulus
meklopokan susunin iwak ayam putih siungan mapanggang mapukang-pukang dados 5
tur winangun urip, sambel isen, masriyokan lenga, sekar kuning, penyeneng tehenan,
sedah woh, , tetebus kunin apasang, daksina asiki, segehan atuwunan, jinah
7777.
e.
Sesayut
sang wetu Wraspati, SESAYUT PAWAL KUSUMA JATI /GANDA KUSUMA JATI: Sega dadu
meklopokan susunin iwak ayam wangkas putih mapanggang mapukang-pukang dados 5
tur winangun urip, sambel kecicang, sawur masriyokan lenga, sekar pucuk dadu,
srojan penyeneng tehenan, sedah woh, , tetebus dadu apasang, daksina asiki,
segehan atuwunan, jinah 8888.
f.
Sesayut
sang wetu Sukra, SESAYUT RAJA KUSUMA JATI /WILET JAYA RAJA DIRA: Sega pelung
meklopokan susunin iwak ayam serawah biru magoreng, mapukang-pukang dados 5 tur
winangun urip, sambel cabe bungkut, masriyokan lenga lurungan, sekar teleng
pelung, srojan, penyeneng tehenan, sedah woh, , tetebus biru apasang, daksina
asiki, segehan atuwunan, jinah 6666.
g. Sesayut sang wetu
Saniscara, SESAYUT GNI BANG KUSUMA JATI/ KUSUMA GANDA YUDA: Sega bang
meklopokan susunin iwak ayam bihing mapanggang mapukang-pukang dados 5 tur
winangun urip, dagingin saur sambel cabe megoreng, sekar bang, penyeneng
tehenan, srjan, lis, sedah woh, tetebus bang apasang, daksina
asiki, segehan atuwunan, jinah 9999.
XII.
PETUNJUK
TEKNIS:
Suwang-suwang
sang sane maweton nganut dinannyane mangda nabtab banten pawetonan sakasidan,
ring jero suwang-suwang, karuntutin antuk tebasan pawetonan
nganut dina kadi
ring luhur ( Tebasan No. 20 a s/d f )
1.
Ring
rahina saniscara kliwon wuku wayang wawu sapisanan nabtab banten pebayuhan wuku
wayang ( Bebayuhan Sapu Leger )
2.
Sang sane
nabtab bebayuahan Sapu Leger patut mawastra adat , tur makta wastra pesalin
putih kuning ngawit sawatara saking dauh 10.00 wita.
3.
Sang sane
ngemargiang tirta panglukatan, eteh-eteh pangresikan inggih punika para
pinandita sawatara 20 diri, kasiagaang sarana maakeh 10 tanding, sibuh pepek 10
set jangkep kuskusan sudamala, taler ember/centong 10.
Demikian Upacara Bayuh Weton Sapu leger yang difasilitasi oleh Desa
Pekraman Kubu, mohon dukungan dan doa agar upacara ini dapat berjalan
sebagaimana direncanakan berlandaskan pada berkat anugerah Ida Hyang Widi Wasa.
Jukut kangkung sambel sera,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar